welcome

Selamat datang dan Selamat bergabung ... Selamat datang dan Selamat bergabung ...Selamat datang dan Selamat bergabung

Senin, 26 Oktober 2009

Analisis Komponen dan Analisis Tema

c. Analisis Komponen

Setelah analisis taksonomi, dilakukan wawancara atau penamatan terpilih untuk memperdalam data yang telah ditemukan melalui pengajuan sejumlah pertanyaan kontras. Data hasil wawancara dimuat dalam catatan lapangan yang terdapat di buku lampiran.


Delapan langkah analisis komponen ;
1. memilih domein yang akan dianalisis
2. mengedintifikasi seluruh kontras,
3. menyiapkan lembar paradigma,
4. mengidentifikasi dimensi kontras yang memiliki dua nilai
5. menggabungkan dimensi kontras yang berkaitan erat menjadi satu.
6. menyiapkan pertanyaan kontras untuk ciri yang tidak ada
7. mengadakan pengamatan terpilih untuk melengkapi data
8. menyiapkan paradigma lengkap

d. Analisis Tema
Merupakan seperangkat prosedur untuk memahami secara holistik pemandangan yang sedang diteliti. Sebab setiap kebudayaan terintegrasi dalam beberapa jenis pola yang lebih luas.
Tujuah cara untuk menemukan tema ;
1. Melebur diri
2. Melakukan analisis komponen terhadap istilah acuan,
3. menemukan perspektif yang lebih luas melalui pencarian domein dalam pemandangan budaya
4. menguji dimensi kontras seluruh domein yang telah dianalisis,
5. mengidentifikasi domein terorganisir,
6. membuat gambar untuk menvisualisasi hubungan antar domein
7. mencari tema universal, dipilih satu dari enam topik ; konflik sosial, kontradiksi budaya, teknik kontrol sosial, hubungan sosial pribadi, memperoleh dan menjaga status dan memecahkan masalah. Sesuai dengan topik penelitian maka yang dipilih adalah memecahkan masalah.

Analisis dan Interpretasi Data

Click to get cool Animations for your MySpace profile
Penelitian bo ...!!!



1. Analisis Data
Penelitian ini menggunakan langkah-langkah penelitian naturalistik (spradley) maka analisis data dilaksanakan langsung dilapangan bersama-sama dengan pengumpulan data.
Empat tahap analisis data diselingi pengumpulan data yaitu :
a. analisis domein
b. analisis taksonomi
c. analisis komponen
d. analisis tema

a. Analisis Domein

Analisis domein dilakukan terhadap data yang diperoleh dari pengamatan berperan serta/wawancara atau pengamatan deskriptif yang terdapat dalam catatan lapangan.
Pengamatan Deskriptif berarti mengadakan pengamatan secara menyeluruh terhadap sesuatu yang ada dalam latar penelitian.

b. Analisis Taksonomi

Setelah selesai analisis domein dilakukan pengamatan dan wawancara terfokus berdasarkan fokus yang sebelumnya oleh peneliti. Setelah hasil pengamatan terpilih, kemudian di perdalam dengan sejumlah pertanyaan kontras. Data hasil wawancara terpilih dimuat dalam catatan lapangan yang terdapat di buku lampiran.

Tujuh langkah analisis taksonomi ;
1. memilih domein untuk dianalisis,
2. mencari kesamaan atas dasar hubungan semantik yang sama yang digunakan untuk domein,
3. mencari tambahan istilah bagian
4. mencari domein yang lebih besar dan lebih inklusif yang dapat dimasukkan sebagai sub bagian dari domein yang sedang dianalisis,
5. membentuk taksonomi sementara,
6. mengadakan wawancara terfokus untuk mencek analisis yang telah dilakukan,
7. membangun taksonomi secara lengkap

Tahap Pekerjaan Lapangan Analisa Data

2. Tahap Pekerjaan Lapangan

2) Memahami Latar Penelitian dan Persiapan Diri

a) Pembatasan dan Penelit
b) Penampilan
c) Pengenalan hubungan penelitian di lapangan
d) Jumlah waktu studi

3) Berperan-serta sambil mengumpulkan data
a) pengarahan batas studi
b) mencatat data
c) petunjuk tentang cara mengingat data
Click to get cool Animations for your MySpace profile
Cappeee dechh!


3. Tahap Analisis Data

Tahap Penelitian Secara Siklikal

Proses penelitian ini mempunyai pola seperti lingkaran (Siklikal), dalam penelitian ini pengumpulan data di dahulukan, tapi kemudian menyatukan kegiatan pengumpulan data dengan analisa data-nya. (mengikuti terori spradley).

a. pengamatan deskriptif
b. analisa domein
c. pengamatan terfokus
d. analisis taksonomi
e. pengamatan terpilih
f. analisis komponen
g. analisis tema

Tahap Penelitian Secara Umum

Tahap Penelitian Secara Umum

1. Tahap Pra-Lapangan

a. Menyusun Rancangan Penelitian

b. Memilih Lapangan Penelitian
Click to get cool Animations for your MySpace profile
wura-wiri, wura wiri he he ..!!



Cara terbaik dalam menentukan Lapangan Penelitian adalah dengan jalan mempertimbangkan teori substantif dan dengan mempelajari dan mendalami fokus serta rumusan masalah penelitian; untuk itu peneliti harus pergi kelapangan untuk melihat persesuaian dengan kenyataan dilapangan.
Sesuaikan kemampuan dengan keadaan geografis, waktu, biaya, dan tenaga, dalam penentuan tempat penelitian.

c. Menjajaki dan Menilai Lapangan

Perlu di ingat bahwa peneliti sudah harus mempelajari pustaka sebelum terjun kelapangan. Mempelajari segala unsur ; lingkungan sosial, fisik, dan keadaan alam dll.
Pengenalan dan penjajagan yang baik adalah bagaimana peneliti dapat menjadi bagian dari anggota kelompok/masyarakat yang diteliti-nya.

Hal ini dikenal dengan Invensi , Kirk dan Miller (1986:59-70) merumuskan tahap-tahap invensi dalam tiga aspek :

1. pemahaman atas petunjuk dan cara hidup
2. memahami pandangan hidup
3. penyesuaian diri dengan keadaan lingkungan tempat penelitian



d. Memilih dan memanfaatkan Informan
e. Menyiapkan perlengkapan penelitian
f. Persiapan Etika Penelitian

Langkah Fokus dan Pembatasan Studi

Langkah Fokus

Click to get cool Animations for your MySpace profile
mmh bingung nehhh ..!



1. Penetapan focus dapat membatasi studi. Dapat membatasi bidang inkuiri. Jadi peneliti tidak perlu kesana kemari mencari objek penelitian karena sudah jelas objek penelitian adalah remaja pada contoh diatas.
2. untuk memenuhi kriteria inklusi-inklusi atau criteria masuk-keluar (inclusion-exclusion criteria). Jangan karena menarik kemudian dipaksakan masuk dalam data.(ditentukan data yang perlu dimasuk-kan dan tidak/dibuang).

Perumusan masalah yang bertumpu pada focus dalam penelitian kualitatif bersifat Tentatif, artinya penyempurnaan rumusan focus-masalah masih tetap dilakukan sewaktu peneliti sudah berada di latar penelitian.

Para peneliti kualitatif kadang mengharapkan adanya perubahan demikian dan mengantisipasi bahwa desain yang muncul akan diberi isi dan warna olehnya.
Penelitian alamiah justru menganggap perubahan demikian karena perubahan yang terjadi merupakan tanda adanya gerakan kearah penyempurnaan dan ke arah inkuiri yang berpandangan luas.

Hal ini jelas sesuai dengan salah satu karakteristik penelitian kualitatif bahwa desainnya dapatlah berubah sesuai dengan situasi atau konteks penelitian yang dihadapi.


Pembatasan Studi

Pembatasan masalah merupakan tahap yang menentukan dalam penelitian kualitatif walaupun sifatnya masih tentatif. Hal ini menghasilkan kesimpulan :
1. Suatu penelitian tidak dimulai dari hal yang vakum atau kosong, untuk itu peneliti harus membatasi penelitiannya pada fokus, menghasilkan acuan teori dari suatu penelitian (biasanya dimasukkan dalam bab 2).
2. Fokus pada dasarnya adalah masalah pokok yang bersumber dari pengalaman peneliti atau dari pengetahuan yang diperolahnya melalui kepustakaan ilmiah atau kepustakaan lainnya. Intinya ketika peneliti menemukan permasalahan maka ia kemudian mendalami kepuskaan yang relevan sebelum terjun ke-Lapangan. Dengan jalan demikian fokus penelitian akan memenuhi kriteria untuk bidang inkuiri yaitu bidang-bidang inklusi-eksklusi. Implikasi yang lain adalah peneliti harus memanfaatkan paradigma.
3. Penelitian adalah untuk memecahkan masalah maka perlu perumusan masalah, baru tujuan penelitian ditetapkan.
4. Masalah yang bertumpu pada fokus yang ditetapkan bersifat tentatif, dapat dirubah disesuaikan dengan latar penelitian. Peneliti harus membiasakan diri terhadap perubahan dalam masalah penelitian. Jika perubahannya cukup besar dan mendasar maka dengan terpaksa peneliti harus mendalami kembali kepustakaan yang relevan.

PERUMUSAN MASALAH DALAM PENELITIAN KUALITATIF

Click to get cool Animations for your MySpace profile
Apa lagi neh ?!



Sebagian peneliti menganggap perumusan masalah merupakan hal yang sepele. Hal ini dapat dilihat ketika calon peneliti, mahasiswa untuk skripsi, tesis dan desertasinya terlihat menggunakan perumusan masalah yang tidak mantap sama sekali.
Beberapa hal yang dicermati ketika membuat perumusan masalah :

A. Pembatasan Malasah Melalui “Fokus”

Pada dasarnya penelitian didasarkan pada persepsi seseorang terhadap adanya masalah. Masalah tersebut tertumpu pada satu focus. Lincoln dan Gubs(1985:226) tergantung paradigmanya apakah sebagai seorang peneliti atau lainnya. Maka ada tiga macam masalah : masalah untuk peneliti, evaluands untuk evaluator dan pilihan kebijaksanaan untuk peneliti kebijakan.

Masalah adalah suatu keadaan yang bersumber dari hubungan antara dua factor atau lebih yang menghasilkan situasi yang menimbulkan tanda-tanya dan dengan sendirinya memerlukan upaya untuk mencari sesuatu jawaban(Guba, 1978:44 Lincoln dan Guba, 1985:218; dan Guba Lincoln, 1981:88).

Factor yang berhubungan tersebut dapat berupa konsep, data empiris, pengalaman atau unsure lainnya. Jika dua factor tsb digabungkan akan menghasilkan tanda-tanya.
Kesukaran yaitu suatu yang tidak dipahami atau tidak dapat dijelaskan pada waktu itu.

Seperti adanya tawuran sekolah ; peneliti kemungkinan ingin menelaahnya dari sisi kepala sekolah, perhatian orang tua, gejolak dalam diri remaja. Factor-faktor tersebut dapat dikaitkan menjadi penyebab tawuran remaja. Dan timbullah permasalahan seperti :

- Apakah ada kaitan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan tawuran remaja?
- Bagaimanakah gejolak dalam diri remaja (masa pubertas) apakah hal itu menjadi sumber penyebab timbulnya tawuran remaja?
- Apakah kesibukan orang tua sehingga mengabaikan pendidikan remaja di rumahnya ada kaitannya dengan kenakalan remaja yang berakibat pada tawuran remaja?

Tujuan Penelitian adalah untuk memecahkan masalah. Perumusan masalah dilakukan dengan jalan mengumpulkan sejumlah pengetahuan yang memadai dan mengarah pada upaya untuk memahami atau menjelaskan factor-faktor yang berkaitan yang ada dalam masalah tersebut. Jadi proses tersebut berupa proses dialektik yang berperan sebagai proposisi-terikat dan antitetis yang membentuk masalah berdasarkan usaha sintesis tertentu.

Sintesis ..?

Persoalan Emik dan Etik

Persoalan Emik dan Etik (82)

Click to get cool Animations for your MySpace profile
Etis ngk yachh!



Pokok pikiran L. Pike (1954, vol 1:8-28) Language in relations to unifield theory of the structure of human behavior.

Pendekatan secara etik mempunyai beberapa cara :
a. mengelompokkan data tersebut yang dapat di perbandingkan
b. menyiapkan seperangkat criteria untuk mengklasifikasikan setiap unsur data.
c. Mengorganisasikan dalam tipe-tipe
d. Mempelajari, menemukan menguraikan setiap data baru yang ditemukan kedalam kerangka system yang telah dibuat.

Pendekatan emik : merupakan esensi yang sahih untuk satu bahan atau kebudayaan pada satu waktu tertentu;

Pendekatan ini merupakan usaha untuk mengungkapkan dan menguraikan pola suatu bahasa atau kebudayaan tertentu dari cara unsur-unsur bahasa atau kebudayaan berkaitan satu dengan yang lain dalam melakukan fungsinya sesuai dengan pola tersebut. Pendekatan ini tidak berusaha menguraikan segi generalisasi ke dalam klasifikasi yang diperoleh sebelum studi suatu kebudayaan dilakukan.

Pendekatan Emik
Terdiri atas kumpulan rumit antara tujuan dan prosedur. Nonstructural atau mengikuti pengelompokan, jadi peneliti menyusun system kategori yang logis, cara pengelompokan dan satuan-satuan tanpa memperdulikan struktur yang ada dalam bahasa perorangan.
a. pendekatan ini dapat berawal dari seperangkat setiap criteria yan dipilih oleh analisa secara sistematis atau secara arbitrer tanpa menghiraukan system emik yang ada.
b. Criteria ini dapat diterapkan dan dipilih diantara berbagai kegiatan system emik, tanpa peduli system emik tempat asal satuan.
c. Satuan yang sudah diklasifikasikan dapat diperlakukan atas dasar cirri-ciri fisik semata.
d. Satuan-satuan perilaku.

Persoalan Kausalitas

Persoalan Kausalitas (79)

Konsep ini adalah berusaha mencari sebab-akibat berasal dari penelitian klasik yang lebih banyak memberi perhatian, terutama pada latar eksperimental. Kemampuan penelitian jenis ini diragukan oleh banyak orang.

Di ceritakan oleh Barker 1965, (Lincoln dan Guba, 1985:69) ;
Ketika saya mengadakan penelitian tentang Frustasi, penelitian tersebut sudah diverifikasi oleh peneliti lain dan menjadi bagian kepustakaan psikologi secara ilmiah.
Eksperimen tersebut menginformasikan hal mendasar tentang akibat anak-anak yang mengalami frustasi sebagai yang didefinisikan dalam eksperiman dan proses-nya.

Waktu berjalan mahasiswa saya Clifford L Fawl, mengadakan penelitian dan memberikan laporan ;

Pertama ; sulit ditemukan kejadian dari yang diharapkan.
Kedua ; hubungan berarti tidak dapat ditemukan di antara frustasi … dan akibatnya pada prilaku seperti .. Agresi …. Dan manifestasi mengandung arti lain secara teoritis.

Dengan kata lain frustasi jarang terjadi pada masa kanak-kanak, dan jika hal itu di amati tidak ada akibatnya pada prilaku yang diamati di laboratorium.
Dari hal diatas bahwa penelitian kualitatif lebih banyak memberikan jawaban terhadap inkuiri, termasuk yang bersifat kausalitas sekalipun.

Lofland (1980:102:104) menelaah tiga bentuk hubungan sebab akibat ;
1. hubungan tunggal
2. hubungan dengan sejumlah penyebab
3. hubungan dengan penyebab yang mungkin bertambah.

Patton (1980:278) prinsip utama dari analisis kualitatif ialaha bahwa hubungan kausal dan pernyataan teoritis harus secara jelas muncul dan berakar dari fenomena yang di telaah, teori muncul dari data; ia tidak boleh dipaksakan kepada data.

Naturalistic ?

Unsur-unsur Teori hipotesis dan integrasi

b. Hipotesis

Analisis ini dicapai melaui perbandingan, analisis perbandingan dua kelompok tidak hanya menghasilka kategori, tetapi mempercept adanya hubunga yag disimpulkan antara kelompok tersebut ; hal tersebut disebut hipotesis kerja. ; hipotesis kerja selalu diverifikasi sepanjang penelitian ini berlangsung.

Cara ini dilakukan semenjak awal penelitian terjun ke area penelitian. Hal ini lepas dari apakah hal ini dimulai dari hal kosong atau karena hal tertentu. Yang dirumuskan dalam rumusan peneleitian.

Peneliti sejak awal sudah aktif membentuk hipotesa kerja dalam rangka pembentukan teori. ; mencakup penyusunan teori hipotesis kerja baru maupun verifikasi hipotesis kerja melalui perbandingan antar kelompok. Hal ini dapat terbentuk secara simultan pada tiap langkah penelitian, yaitu pada tahap pengumpulan data, pemberian kode, maupun pada tahap analisis data. Bisa jadi pada penelitian tertentu ada yang hipotesis kerja ditemukan dalam jangkawaktu lama karena terkait peristiwam social tertentu.

c. Integrasi
Integrasi adalah pemaduan antar teori sehingga unsur-unsur teori tersebut dapat lebih bermakna dan kompak. Integrasi bisa dimulai dari tin gkat yang um um ketingkat yg lebih khusus. Integrasi secepatnya dilakukan apabila konsep teori muncul.
Integrasi teori formal dilakukan setelah ditemukan teori substan tif sudah muncul secukupnya. Teori sangat berkaitan erat dengan data.

Unsur-unsur Teori

Unsur-unsur Teori

Yang dibentuk melalui analisis perbandingan, meliputi ;
a. Kategori konseptual dan kawasan konseptualnya.
b. Hipotesis kerja atau hubungan generalisasi diantara kategori dan kawasannya s
c. Integrative.


a. Konseptual dan kawasan nya

Kategori adalah unsur konseptual suatu teori, sedangkan kawasannya(propti) adalah aspek atau unsur suatu kategori.
Contoh ;
Dua kategori dari pelayanan perawat adalah ; 1. pandangan dari segi profesi dan 2. persepsi tentang rasa kehilangan dalam masyarakat.

Pembentukan teori yang dimulai dengan ketogorisasi boleh saja menggunakan teori yang ada, tetapi pembentukan teori dalam penelitian kualitatif tetap lebih mementingkan konsep-konsep yang muncul dari data, dengan alasan :

1. berdasar teori lama maka pembentukan kategorisasi baru dan tujuannya bisa berubah dan bukan lagi pembentukan, tetapi menjadi verivikasi atau seleksi.
2. kategori yang muncul dari data biasanya lebih cocok dan relevan dengan data
3. kecukupan indicator diperlukan bagi muncul-nya kategori hamper tidak menjadi masalah.


Dipihak lain verifikasi suatu teori bertujuan mambangun kesamaan dan variasi dalam konsep yang setingkat. Sedang tujuan pembentukan teori adalah untuk mencapai ketidaksamaan dari ketegori yang muncul. Kemudian mensintesiskan-nya pada sebanyak mungkin konsep dan hipotesis kerja yang digeneralisasikan.

Sintesis tersebut menciptakan hubungan yang jelas dan yang telah siap antara data dan abstraksi konseptual rendah maupun tinggi dari konsep atau teori yang tersedia.

Dengan cara ini maka walaupun sudah banyak konsep atau teori yang tersedia, akan lebih banyak lagi konsep atau teori yang akan terungkap yang selama ini belum terjamah.

Maka untuk itu usaha yang digunakan adalah bekerja secara nontradisional dengan tanpa atau sedikit sekali bekal kepustakaan teknis. Maka akan banyak teori yang muncul dan terungkap dan membuka tabir dalam inkuiri penelitian social(Glaser dan Straus, 1980:3-4)

Lima Aksioma Lincoln dan Guba(1985:36-38)

Lima Aksioma Lincoln dan Guba(1985:36-38)

AKSIOMA 1 ; Hakekat kenyataan (ontologi)
Positivisme : terdapat kenyataan tunggal, nyata terbagi-bagi ke dalam variable bebas dan proses yang dapat di teliti secara terpisah dari yang lainnya; inkuiri ini dapat di konvergensikan sehingga kenyataan dapat akhirnya dapat dikonstrak dan diramalkan,

AKSIOMA 2 ; hubungan yang mencari tahu dan yang tahu.
Positivisme ; pencari tahu dan objek inkuiri adalah bebas, pencari tahu dan yang tahu membentuk dualisme yang distrik
Alamiah ; pencari tahu dan objek inkuiri berinteraksi sehingga saling mempengaruhi satu dengan lainnya; pencari tahu dan yang tahu tidak dapat dipisahkan.

AKSIOMA 3 ; Kemungkinan Generalisasi
Positivisme ; tujuan inkuiri adalah mengembangkan tubuh pengetahuan yang nomotetik dalam bentuk generalisasi, yaitu pernyataan benar yang bebas dari waktu dan konteks (hal tsb jadi benar dimanapun dan kapan pun).
Alamiah ; tujuan inkuiri mengembangkan tubuh pengetahuan yang indiografik dalam bentuk hipotesis kerja yang memberi gambaran tentang kasus perorangan.

AKSIOMA 4 ; kemungkinan hubunga kausalitas
Positifisma ; setiap tindakan dapat di terangkan sebagai hasil atau akibat dari suatu sebab sesungguhnya yang mendahului akibat tersebut secara sementara.
Alamiah ; seluruh kebulatan berada dalam keadaan saling mempertajam secara simultan sehingga tidak mungkin membedakan penyebab dari alasan akibat.

AKSIOMA 5 ; Peranan Nilai dalam inkuiri (aksiologi)
Positivisme ; inkuiri adalah bebas nilai dan dapat dijamin demikian oleh kebaikan pelaksanaan metode objektif.
Alamiah ; inkuiri terikat nilai ;

Macam Paradigma Penelitian Kualitatif

Paradigma Penelitian Kualitatif

Penelitian pada hakekatnya adalah upaya untuk menemukan kebenaran dan untuk lebih membenarkan kebenaran. Usaha untuk mengejar kebenaran dilakukan oleh para filosuf, peneliti, maupun oleh para peneliti melalui model-model tertentu, model tersebut dikenal dengan paradigma.
Menurut Bogdan dan Biklen(1982:32) paradigma adalah kumpulan longgar dari sejumlah asumsi yang dipegang bersama, konsep atau proposisi yang mengarahkan cara berfikir dan penelitian.

Paradigma merupakan pola atau model tentang bagaimana sesuatu distruktur (bagian dan hubungannya), atau bagaimana bagian-bagian berfungsi (perilaku yang didalamnya ada konteks khusus atau dimensi waktu).

Kuhn (1962) dalam the structure of scientific revolutions’ mendefinisikan paradigma ilmiah sebagai contoh yang diterima tentang praktek ilmiah sebenarnya, yang menyediakan model yang darinya muncul tradisi yang koheren dari penelitian ilmiah. Penelitian yang pelaksanaannya didasarkan pada paradigma bersama berkomitmen untuk menggunakan aturan dan standar praktek ilmiah yang sama.

Harmon(1970) mendefinisikan paradigma sebagai cara mendasar untuk mempersepsi, berfikir, menilai dan melakukan yang berkaitan dengan sesuatu secara khusus tentang visi realitas.

Baker(1992) mendefinisikan paradigma sebagai ‘seperangkat aturan (tertulis atau tidak tertulis) yang melakukan dua hal :
1. hal itu membangun atau mendefinisikan batas-batas
2. hal itu menceritakan kepada anda bagaimana harusnya melakukan sesuatu didalam batas-batas agar bisa berhasil.

Capra(1996) mendefiniskan paradigma sebagai ‘konstelasi konsep, nilai-nilai, persepsi dan praktek yang dialami bersama oleh masyarakat, yang membentuk visi khusus tentang realitas sebagai dasar tentang cara mengorganisasikan dirinya.

Paradigman alamiah bersumber mula-mula dari pandangan Max Weber yang diteruskan Irwin Deutcher, yang lebih dikenal sebagai pandangan fenomenologis. Fenomenologi berusaha memahami perilaku manusia dari segi kerangka berfikir maupun bertindak, yang dibayangkan atau dipikirkan oleh orang-orang itu sendiri.

Paradigma Penelitian Kualitatif

Isi pembahasan materi ;

- Tiga aksioma paradigma alamiah
- Dua buah asumsi penelitian ilmiah
- Hubungan fungsi teori dengan teori penelitian
- Bentuk formulasi teori yang lebih baik untuk keperluan pelaporan hasil penelitian kualitatif.
- Perlu tidaknya verifikasi teori untuk menyusun teori dari dasar
- Bentuk generalisasi yang digunakan dalam penelitian kualitatif
- Penjelasan konsep saling mempertajam


Pendahuluan

Dalam diri seseorang dalam bertindak sebenarnya sudah terbentuk alasan mengapa ia bertindak dan berprilaku sedemikian, dan terbentuk dalam dirinya perangkat kepercayaan yang didasarkan atas asumsi-asumsi tertentu yang disebut aksioma (istilah Guba) atau paradigma. Dan jika seseorang ingin meneliti secara kualitatif maka perlu mendalami paradigma yang menyertai-nya.

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang mencoba mencari dan menemukan teori, teori substantif atau formal. Yang kesemuanya jelas berasal dari data.

Pertanyaan yang timbul antara lain ;

- Generalisasi
- Kausalitas
- Cara mengungkapkan peristiwa, keadaan, situasi, kebudayaan, organisasi dan semacam-nya. Apakah pendekatan yang dilakukan itu meninjau dari segi dirinya, etik atau dari segi dunia yang dihadapi-nya. Apakah dari segi emik ? secara fenomenologi dalam penelitian kualitatif, seorang peneliti haruslah bersifat emik.

Persoalan dalam paradigma penelitian kualitatif ; segi-segi sutau teori, penyusunan teori, persoalan generalisasi, kausalitas, emik-etik.

Apakah Penelitian Kualitatif benar-benar ilmiah ?

Penelitian kualitatif bermula dari dasar, bersifat induktif, keraguan timbul tatkala pengujian hipotesis telah ditetapkan secara apriori.

Penelitian sejatinya adalah untuk menemukan suatu teori, dan akan lebih baik jika dilakukan dengan cara induktif. Data dikumpulkan, dianalisa, diabstraksikan, kemudian muncul teori-teori sebagai penemuan baru.

Disini terdapat dua paradigma ; Paraadigma ilmiah dan paradigma alamiah
Paradigma ilmiah sering disebut sebagai paradigma konvensional, (Guba & Lincoln) atau menurut terjemahan dari scientific paradigm (paradigma ilmiah) dan naturalistic paradigm (paradigma alamiah).

Beberapa poin penting penelitian kualitatif ;

- Pada dasarnya, Ilmu (science) adalah deskripsi dari pandangan filosofi tertentu, pandangan-pandangan dan kegiatan-kegiatan.
- Penelitian apa pun merupakan langkah ilmuan dalam mempertanyakan keteraturan dan keragaman ilmiah
- Penelitian merupakan proses pencarian jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan ilmiah.
- Penelitian merupakan ‘science in action’

Grounded Theory

Dikembangkan pada mulanya oleh Glaser dan Strauss 1960-an, dengan tujuan untuk mengembangkan tentang minat terhadap fenomena. Hal tersebut tidak hanya teoritisasi melainkan teori perlu di-grounded atau berasal dari bawah, dalam suatu pengamatan, hingga menjadi istilah.

Grouded theory merupakan proses bertahap yang cukup rumit, dimulai dari pertanyaan yang generatif yang membantu peneliti, saat peneliti mengumpulkan data konsep teoritis inti di identifikasi, kemungkinan kaitan dikembangkan antar konsep inti teori dengan data. Proses ini cenderung terbuka dan memakan waktu berbulan-bulan, kemudian masuk verifikasi dan ikhtisar, kemudian berkembang dan secara perlahan memasuki kategori inti yang menjadi pusat.

Strategi analisi kunci ;
a. koding ; kategorisasi data kualitatif, menguraikan implikasi dan kategori-kategori-nya, yang kemudian dikaitkan dengan konsep inti.
b. Memoing ; membuat memo ; mencatat pemikiran-pemikiran dan gagasan dari peneliti hal tersebut dapat muncul selama studi. Dilakukan secara ekstensif dalam catatan marjinal dan tanggapan-tanggapan dari hasil catatan lapangan.
c. Diagram terpadu dan sesi ; untuk menarik rincian menjadi satu, agar data bisa berarti dengan mengarahkan diri pada teori-teori yang muncul. Dapat berupa konsep, gambar langsung, kartun sederhana yg menjadi alat untuk mengiktisarkan.

Interaksi simbolik dan penelitian lapangan

Interaksi simbolik

Untuk memahami prilaku kita perlu untuk memahami definisi dan proses pendefinisian-nya. Manusia terlibat aktif dalam penciptaan dunia-nya maka harus jelas pemisahan antara riwayat hidup dengan masyarakat yang merupakan sesuatu yang esensial.

Manusia merupakan hewan simbolik yang perilakunya hanya dapat dipahami dengan jalan peneliti memasuki proses definisi melalui metode seperti pengamatan-berperanserta.


Penelitian Lapangan

Field research atau penelitian lapangan dapat juga dianggap sebagai pendekatan luas dalam penelitian kualitatif. Ide pentingnya adalah bahwa peneliti berangkat ke-lapangan untuk mengadakan pengamatan tentang suatu fenomenon dalam suatu keadaan alamiah atau ‘in situ’. Dan jelas terkait erat dengan pengamatan-berperan serta. Peneliti lapangan biasanya membuat catatan lapangan secara ekstensif yang kemudian di buatkan kodenya dan dianalisa dalam berbagai cara.

Fenomenologi

Fenomenologi dapat di artikan sebagai ;
1. Pengalaman subjektif atau fenomenologikal
2. Studi tentang kesadaran dan dari perspektif pokok dari seseorang(husserl) , atau anggapan umum yg menunjukkan pengalaman subjektif dari berbagai jenis dan tipe subjek yang ditemui. = dalam arti yang lebih khusus istilah ini mengacu pada penelitian terdisiplin tentang kesadaran dari perspektif pertama seseorang, sebagai suatu disiplin ilmu.

Fenomenologi = digunakan sebagai perspektif filosofis digunakan juga sebagai pendekatan dalam metodologi kualitatif.
Fenomenologi = mempunyai riwayat yang panjang dalam penelitian social termasuk psikologi, sosiologi dan pekerjaan social.
Fenomenologi = merupakan pandangan berfikir yang menekankan pada focus kepada pengalaman-pengalaman subjektif manusia dan interpretasi-interpretasi dunia, fenomenologi berusaha memahami bagaimana dunia muncul kepada orang lain.

Ciri fenomenologi ;
1. Cenderung mempertanyakannya dengan naturalisme atau objektivisme dan positivisme yang telah berkemabang sejak renaisans dalam pengetahuan modern dan teknologi.
2. Memastikan kognisi yang mengacu pada yang dinamakan ‘Evidenz’ = kesadaran akan suatu benda.
3. percaya bahwa tidak hanya satu benda yang ada dalam dunia alam dan budaya.

Landasan teori Penelitian Kualitatif

Pada dasar-nya landasan teoritis penelitian kualitatif bertumpu secara mendasar pada fenomenologi dijadikan sebagai dasar teori utama dan lainnya ; interaksi simbolik, kebudayaan, dan etnometodologi dijadikan sebagai dasar tambahan yang melatarbelakangi secara teoritis penelitian ini.

Seorang peneliti biasanya berdasar pada teori yang sudah ada,
teori tersebut kemudian dibatasi pada pengertian ; Suatu pernyataaan sistematis yang berkaitan dengan seperangkat proposisi yang berasal dari data dan diuji kembali secara empiris.

Bogdan dan Biklen (1982:30) menggunakan istilah Paradigma
Paradigma diartikan sebagai kumpulan longgar tentang asumsi yang secara logis dianut bersama, konsep, atau proposisi yang mengarahkan cara berfikir dan cara penelitian.
Orientasi dan perspektif teoritis adalah cara memandang dunia, asumsi yang dianut orang tentang sesuatu yang penting, dan apa yang membuat dunia bekerja.

11 CIRI PENELITIAN KUALITATIF 10-11

10. Manusia sebagai alat (instrument)

Dalam penelitian kualitatif peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain merupakan alat pengumpul data utama. Hal ini dikarenakan perlunya ada penyesuaian dilapangan yang hanya dapat di lakukan oleh peneliti sendiri, dan hanya manusia yang dapat berhubungan dengan responden atau objek lainnya, dan hanya manusia yang dapat memahami kenyataan di lapangan.

Untuk menghindari peneliti menjadi factor pengganggu maka peneliti harus dapat beradaptasi dengan objek penelitian/masyarakat, yang dikenal dengan penelitian dengan peran serta (participant-observation).


11. Latar Alamiah

Hal yang diteliti haruslah berlatar ilmiah, dan pada konteks dari suatu keutuhan (entity). Karena menurut Lincoln dan Gube (1985-39) ontology alamiah menghendaki adanya kenyataan-kenyataan sebagai suatu keutuhan yg tidak dapat dipahami jika dipisahkan dari konteksnya. Dengan asumsi ;

1. tindakan pengamatan mempengaruhi apa yang dilihat, maka peneliti harus menjaga keutuhan penelitian untuk pemahaman.
2. konteks berarti dan dapat menentukan apakah dapat mempengaruhi konteks yang lain-nya(diteliti proses saling mempengaruhi).
3. sebagian nilai kontekstual bersifat determinatif terhadap apa yang akan di cari.

Sebagai contoh jika peneliti meneliti tentang mahasiswa kedokteran maka peneliti harus mengikuti subjek-nya seperti masuk ruang kuliah, lab, RS, tempat Mhs berkumpul, asrama, tempat pertemuan lain-nya.

11 CIRI PENELITIAN KUALITATIF 6-9

6.Desain yang bersifat Sementara

Peneliti kualitatif membuat disain yang terus menerus disesuaikan dengan kenyataan di lapangan, dan tidak menggunakan desain yang ketat dan kaku yg tidak dapat dirubah. Karena beberapa hal ;

a. Kenyataan dilapangan tidak dapat dibayangkan.
b. Tidak dapat diramalkan apa yang akan terjadi dalam interaksi antara peneliti dengan kenyataan.
c. Adanya bermacam system nilai yang tidak dapat diramalkan sebelumnya.

Dengan kata lain desain khusus dapat dicipatakan tetapi dapat berubah menyesuaikan dengan yang terjadi dilapangan.


7.Adanya Kriteria khusus untuk keabsahan data

Menurut Lincoln dan Guba (1985:43) mendefinisikan validitas, reliabilitas dan objektivitas dalam versinya yang berbeda dengan beberapa alasan ;

a. Validitas cara lama telah gagal karena menggunakan isomorfisme antara hasil penelitian dan kenyataan tunggal dimana penelitian dapat dikonvergensikan.
b. Validitas eksternal gagal Karena tidak taat asas dengan aksioma dasar dari generalisasinya.
c. Criteria Realibilitas gagal karena mempersyaratkan stabilitas dan keterlaksanaan secara mutlak dan keduanya tidak mungkin digunakan dalam paradigma yang didasarkan atas desain yang dapat berubah-ubah.
d. Criteria objektivitas gagal karena penelitian kuantitatif justru memberi kesempatan interaksi antara peneliti-responden dan peranan nilai. Maka pemeriksaan keabsahan data criteria khususnya sebagai yang di uraikan.


8.Analisis data secara induktif

Penelitian kualitatif menggunakan analisis data secara induktif. Karena beberapa hal ;

a. Proses induktif lebih menemukan kenyataan-kenyataan seperti yang terdapat dalam data.
b. Analisa induktif dapat menghasilkan hubungan peneliti-responden menjadi eksplisit, dapat dikenal dan akuntabel.
c. Analisa ini dapat menguraikan latar secara penuh dan dapat membuat keputusan-keputusan tentang dapat tidak-nya pengalihan pada suatu latar lainnya.
d. Analisa induktif dapat memperhitungkan nilai-nilai secara eksplisit sebagian dari struktur analitik.

9. Metode Kualitatif

Adalah metode yang menggunakan metode pengamatan, wawancara, atau penelaahan dokumen. Metode ini digunakan dengan beberapa pertimbangan ;
a. Metode ini akan lebih mudah jika dilapangan bertemu dengan kenyataan jamak.
b. Metode ini menyajikan secara langsung hakikat bubungan antara peneliti dan responden
c. Metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama terhada pola-pola nilai yang dihadapi.

11 CIRI PENELITIAN KUALITATIF

11 CIRI PENELITIAN KUALITATIF

Bogdan & Biklen (1982:27-30) mengajukan lima buah ciri kualitatif
Lincoln & Guba (1985:30-44) mengulas sepuluh buah cirri kualitatif
Dibawah ini merupakan hasil pengkajian dan sintesis kedua-nya.

1.Teori Dasar (Grouded Theory)

Arah bimbingan teori kualitatif adalah penyusunan substantive berasal dari data, karena :
a. tidak ada teori apriori yg dapat mencakup kenyataan-kenyataan yang banyak terjadi
b. peneliti mempercayai yang dilihat sehingga berusaha senetral mungkin
c. teori dasar lebih dapat responsive terhadap nilai kontekstual.

Analisa induktif, bahwa upaya pencarian data bukan untuk membuktikan hipotesa yg telah dirumuskan sebelum penelitian. Analisa ini lebih merupakan pembentukan abstraksi berdasarkan bagian-bagian yg telah dikumpulkan, kemudian di kelompok-kan; jadi penyusunan teori disini berasal dari bawah ke atas (grouded theory. Yaitu dari sejumlah data yang banyak dikumpulkan dan saling berhubungan.

Jika peneliti merencanakan untuk menyusun teori, arah penyusunan teori tersebut akan menjadi jelas sesudah data dikumpulkan. Jadi peneliti menyusun dan membuat gambaran yang makin menjadi jelas sementara data di kumpulkan dan bagian-bagiannya di uji.

“lebih focus pada penyusunan kesimpulan data /abstrak ?”


2.Deskriptif

Data yang terkumpul adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Hal itu merupakan penerapan dari metode kualitatif. Semua data yang ada dapat menjadi kunci terhadap apa yg diteliti.

Laporan penelitian berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut, dapat berupa dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, videotape, dokumen pribadi, catatan atau memo, dan dokumen resmi lainnya. Peneliti kemudian menganalisa data yang sangat kaya tersebut dan sejauh mungkin dalam bentuk aslinya. Hal ini hendaknya dilakukan seperti orang merajut sehingga tiap bagian di telaah satu demi satu.

Pertanyaan dengan kata Tanya mengapa, alasan apa dan bagaimana terjadinya akan senantiasa dimanfaatkan peneliti. Dan tidak memandang sesuatu itu sudah demikian adanya.

3.Lebih mementingkan Proses dari Pada Hasil

Hal ini disebabkan oleh hubungan bagian-bagian yang sedang diteliti akan jauh lebih jelas apabila diamati dalam proses. Bordan dan Biklen (1982:29) memberikan contoh ; seorang peneliti yang menelaahsikap guru terhadap jenis siswa tertentu. Peneliti mengamatinya dalam hubungan kegiatan sehari-hari, kemudian menjelaskan tentang sikap yang diteliti. Dengan kata lain, peranan proses dalam penelitian kualitatif besar sekali.

4.Hasil Penelitian dirundingkan dan disepakati bersama

Penelitian kualitatif menghendaki pengertian dan interpretasi dirundingkan dan disepakati oleh manusia yang dijadikan sumber data. Hal ini disebabkan beberapa hal ;
a. susunan kenyataan dari merekalah yang akan diangkat oleh peneliti.
b. Hasil penelitian bergantung pada hakikat dan kualitas hubungan antara pencari dengan yang dicari.
c. Konfirmasi hipotesa kerja akan menjadi lebih baik verifikasinya apabila diketahui dan dikonfirmasikan oleh orang-orang yang ada kaitannya dengan yang diteliti.


5.Adanya Batas yang ditentukan oleh fokus

Adanya batas karena beberapa hal ;
a. batas menentukan kenyataan jamak kemudian mempertajam focus
b. penetapan focus dapat lebih dekat dihubungkan oleh interaksi antara peneliti dan focus.


ref.
Metode Penelitian Kualitatif
Edisi revisi, Prof. Dr. Lexi J. Moleong, M.A.
Rosdakarya, 2006

Senin, 02 Maret 2009

Delegasikan kekuasaan dan tanggung jawab

Delegasikan kekuasaan dan tanggung jawab
Pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang tahu kapan menarik kekang dengan kuat dan kapan melepas kekang perlahan atau sesuai takaran keadaaan.
Namun lebih dari itu adalah lebih penting memperhatikan bagaimana menciptakan kondisi bawahan yang dapat merespon semua keinginan manajer dengan tepat, dengan kata lain bagaimana caranya agar bawahan mampu memahami dengan kesadara penuh keinginan dan tujuan atasan, organisasi dan kepentingan bersama. Disamping seorang pemimpin harus mau menjadi pendengar yang baik opini dari bawahan.

Oleh karena itu penting kita lihat poin kunci dibawah ini :

Kembangkan diri sendiri --> Pikirkan sejauhmana peran kepemimpinan
Kembangkan kesadaran diri
Focus pada pendengar
Terapkan rencana perbaikan

Pemimpin dengan keteladanan > Jujur dan dorong dengan tulus
Akui kekurangan dan kesalahan
Tampilkan kepercayaan diri
Ciptakan semangat team

Letakkan pekerjaan bawahan dengan
Tepat. ----> Kembangkan dan bagikan Visi dan Misi
Buat gambaran General/Umum/besar
Tentukan tujuan bersama dan buat kesepakatan
Pantau dan evaluasi kerja

Kembangkan para Bawahan ---> Sediakan arahan dan bimbingan
Beri pelatihan
Beri umpan balik
Sediakan pekerjaan yang lebih menantang
Sediakan dukungan bagi bawahan ->
Beri kesan mudah ditemui
Dukunglah dan beri semangat
Dengarkan dan terimalah ide
Jadilah Jaring pengaman.

Tunjukkan integritas

Tunjukkan integritas
(Dalam pengambilan keputusan)
katakan dengan jelas dan tegas keputusan atau kebijakan yang memang sudah yakin dengan segenap pertimbangan bahwa keputusan tersebut sangatlah tepat, perlu, penting dan terbaik.

Bagikan informasi
pentingnya informasi)
Jan Carlson (sacandinavian airlines) menyatakan bahwa ‘seorang individu tanpa informasi tidak dapat menerima tanggung jawab; seorang individu yang memiliki informasi tidak dapat membantu kecuali bertanggung jawab.’ Pemimpin efektif menyadari bahwa para pendengarnya menginginkan tanggung jawab dan pembagian informasi. Mereka melaksanakan kebijakan dan ‘mempunyai kebutuhan untuk mengetahui’ dari mendengar bukan dari perspektif organisasi (internal saja).

Tetap Percaya diri dalam membuat kesalahan, akui kesalahan dan belajar dari kesalahan.
Pemimpin yang tidak efektif menyangkal kesalahan diri, tidak menerima pembelajaran, dan mempresepsikan diri sebagai orang yang tidak pernah salah atau gagal. Kepercayaan diri harus digabung dengan kesadaran diri dengan ditambah oleh kerendahan hati bahwa mampu dan berhasil bukan berarti tidak pernah salah atau gagal, dan keberhasilan memerlukan pembelajaran terus-menerus.

Latihan Langsung
Latihan secara langsung biasanya dialami atau dipelajari bagi para manajer muda, yang masih memerlukan arahan dan bimbingan karena masih menyesuaikan diri dengan peranannya dalam tugas dan permasalahan baru yang dihadapinya. Untuk pemimpin yang senior ini pula kesempatannya untuk mengarahkan bagi penerusnya yaitu manajer muda yang berada dibawahnya, yang suatu saat nanti akan menggantikan posisinya, dan meneruskan prestasi perusahaan dimasa depan dengan lebih baik.

Rumusan pemimpin efektif

Rumusan pemimpin efektif

Peran kepemimpinan.
Pemimpin efektif berpikir mengenai peran kepemimpinan dan merencanakan strategi kepemimpinan mereka dengan cara yang sama saat mereka melakukan semua hal penting lainya.

Kesadaran dan keyakinan diri.
Pemimpin yang tidak efektif menampilkan kendali berlebihan, hal ini timbul karena merasa perlu mengendalikan atau ingin mengendalikan. Pemimpin harus berfikir secara positif tentang diri mereka sendiri sebelum mereka berfikir positif mengenai orang-orang yang mereka pimpin.

Pemimpin pendengar.
Pemimpin yang efektif adalah pendengar yang baik, menyediakan dukungan baik pada tingkat logis maupun emosional dan menyediakan umpan balik untuk mendorong para pendengar mereka dan memungkinkan para pendengar berkembang.
Dengan kata lain mau mendengarkan masukan, keluhan, usul dan kreatifitas inovasi bawahan kemudian memberikan kesempatan bawahan untuk mencoba dan mengembangkan kemampuan mereka.

Contoh yang baik dalam memberi masukan pada bawahan bukanlah dengan mengajari, menasehati, atau bahkan memarahi, lebih baik dari itu adalah pemimpin memberikan pertanyaan yang dengan pertanyaan tersebut mampu memberi masukan dan koreksi juga pembelajaran bagi bawahannya, yaitu bawahan mencari jawaban dari pertanyaan pimpinan tersebut setelah bawahan menyadarinya barulah ia tahu bahwa pimpinannya telah memberinya suatu pelajaran secara tidak langsung.

Kepemimpinan

Kepemimpinan

The Effective Leader
Ruppert Eales-White
(PT. Elex Media Komputindo Gramedia Jakarta)

Kita mengenal suatu kata atau ungkapan yang sering sekali kita dengar, bahkan belakangan tenar juga dilingkungan masyarakat pergaulan termasuk jalanan, kalimat tersebut adalah “Boss”.

Menurut Concies Oxford Dictionary bos atau memimpin berarti “mendominasi atau menguasai orang lain” ungkapan tersebut tidaklah tepat, meski dalam arti sempit kalimat seperti itu dapat mudah dipahami.

Kecenderungan merasa sebagai penguasa dan menguasai (instingsif) biasanya akan timbul tatkala kita atau seorang bos dalam keadaan tertekan, terhimpit oleh masalah baik internal maupun eksternal.

Kesan menguasai, memimpin, dan sejenisnya sangat dipahami oleh kalangan awam dan atau bahkan kalangan terdidik yang kurang mendalami arti kepemimpinan yang sebenarnya.

Kemudian muncul istilah “COGAL” kalimat ini secara mudah dapat dipahami sebagai pencipta pertumbuhan dan pembelajaran karena Cogal merupakan kependekan dari istilah bahasa inggris : creators of growth and learning, pertumbuhan dan pembelajaran tersebut untuk diri dan orang-orang yang berada dibawah tanggung jawab mereka. Yang hasilnya akan nampak pada optimalnya kerja pemimpin dan orang-orang yang mereka pimpin.

Minggu, 22 Februari 2009

Kelelakian dan Kewanitaan

Kelelakian dan Kewanitaan
Masculinity – Feminity

Hofstede menggunakan kata Masculinity – Feminity untuk menunjukkan skala terhadap sejauh mana karakter maskulinitas-feminitas mempunyai nilai dan terpecahkan. Rasionalitasnya dan hal-hal yang sangat mendukungnya adalah antropologis, psikologis, ilmu politik, termasuk didalamnya sikap maskulin atau feminine yang dipelajari dan termediasi oleh kultur, norma dan tradisi.

Kelelakian
Masculinity

Adalah perkembangan dimana nilai lebih dominan dalam masyarakat adalah yang berorientasi maskulin. Hofstede melanjutkan kesimpulannya sebagai berikut :

Kultur maskulin menggunakan eksistensi biologis dari dua gender untuk menjelaskan aturan perbedaan social untuk laki-laki dan wanita, mereka mengharapkan lelaki lebih percaya diri, ambisius, dan kompetitif, dan bersemangat menggapai materi, menghormati yang besar, kuat dan cepat.

Kewanitaan
Feminity

Adalah sebuah kultur yang menilai feminitas sebagai sikap yang bersikap maju. Dunia feminine melihat pengaturan bahwa lelaki perlu aktif dan karenanya mereka berasumsi dengan membuat aturan yang berkembang; juga didalamnya persamaan gender memegang peranan dalam lingkungan. Dapat disimpulkan dalam kultur feminine mereka menjaga agar “menguasai aturan social untuk semua gender”. Kemerdekaan internal dan kebiasaan persamaan gender adalah yang ideal, dan orang akan bersimpati dengan ketidak beruntungan tersebut. Negara seperti Swedia, Finlandia, Denmark, dan juga Belanda selalu menjaga pandangan dunia feminine.

Kalaupun bukan kultur yang menekankan satu karakteristik tersebut, dapat dilihat ciri varitas tersebut. Seperti, menempatkan nilai tertinggi karakter lelaki diatas wanita masih dapat dilihat di tipe kultur perseorangan yang memimpin mereka. Seperti contohnya di Swedia, yang memiliki rangking tertinggi kategori feminine-Hofstede, perempuan menguasai 41% posisi legislative, di Jepang rengking tertinggi oleh karakteristik lelaki, hanya 5% legislative yang dikuasai perempuan.

Anda dapat juga melihat kategori gender menurut Kim :
Di Jepang, Jerman, dan selain Eropa dan Asia, perempuan menghadapi rintangan serius untuk mencapai tempat kerja berkualitas. Mereka mengharapkan membantu pria dan mereka memberikan gaji rendah, dibawah standar pekerja, dan kesempatan lebih kecil untuk mengembangkan diri.

Jarak kekuasaan tingkat rendah

Jarak kekuasaan tingkat rendah
Low power distance

Yang termasuk dalam jarak kekuasaan tingkat rendah adalah Austria, finlandia, denmark, Norwegia, AS, Newzeland, dan Israel, dimana ketidak seimbangan dalam masyarakat dapat diminimalisir. Seperti dicatat Brislin “Kultur seperti ‘Jarak kekuasaan tingkat rendah’ dipandu oleh hukum, norma, dan kebiasaan tiap hari yang menjadikan kekuasaan dapat dilihat seminimal mungkin.” Masyarakat dalam kultur ini percaya bahwa mereka dekat dengan kekuasaan dan mempunyai akses terhadap kekuasaan tersebut. Terhadap mereka hirarki adalah ketidak seimbangan dari aturan yang diterapkan.

Subordinasi antara penguasa terhadap masyarakat terlihat sama. pemilik kekuasaan menjadi penasehat mereka atau staf dalam pemerintahan, walaupun mereka berinteraksi dalam konstituen yang sama dan tahu jika mereka sebenarnya lebih lemah. Dengan kata lain yang memiliki kekuatan penuh dan kekuatan lemah mencoba hidup dengan adil.

Jarak Kekuasaan

Jarak Kekuasaan
Power Distance

Dimensi nilai kultur yang lain adalah jarak kekuasaan, yang membedakan kultur diatas rantang kekuasaan yang tinggi dan rendah. Hafstede berbicara tentang jarak antara kekuasaan dan anggota terkecil kultur. Dia menyimpulkan bahwa jarak konsep kekuasaan adalah seperti bentuk berikut : “Jarak kekuasaan sebagai karakteristik suatu kultur, menjelaskan lebih luas kepada orang yang lebih sedikit berkuasa dalam masyarakat diterima tidak sesuai dalam kekuasaan dan diukur sebagai suatu yang normal.”

Dimensi premis tergantung pada factor eksternal bagaimana masyarakat memilih kekuasaan tersebut dalam pergaulan, institusi, dan organisasi yang akan terjalin dengan imbang. Meskipun semua kultur tendensius untuk kedua kekuatan hubungan yang tinggi dan rendah. Satu orientasi terlihat mendominasi. Foster menawarkan penjelasan yang jelas dan kuat tentang dimensi ini.

Apa yang disembunyikan Hofstede tentang kultur, adalah yang memiliki kekuasaan yang dengannya dapat mempengaruhi lainnya dengan berbagai cara, walaupun dalam kultur yang lain, kekuasaan memegang peranan penting dan mempengaruhi walaupun hubungan mereka dekat kekuasaan.


Jarak Kekuasan yang tinggi
High Power Distance

Gudykunst mempertahankan kesimpulan yang jelas tentang kultur High Power Distance ketika beliau menulis, “Individual dari kultur High Power Distance menerima suatu kekuasaan sebagai bagian dari masyarakat. Seperti penguasa menyatakan subordinasinya dengan berbeda dan ucapan berbeda.” Pada masyarakat yang mempunyai jarak dengan Kekuasaan tertinggi seperti; India, Afrika, Brazil, Singapore, Yunani, Venezuela, Mexico, dan Filipina percaya bahwa kekuasaan dan otoritas adalah realitas hidup. Keduanya sangat perhatian atau juga tidak, kultur ini mengajarkan anggotanya bahwa manusia tidak sama dan tiap orang punya tempat yang sesuai, yang telah diatur oleh yang diatas.

Dalam organisasi dimana kultur jarak kekuasaan-tinggi, anda akan menemukan terpusatnya kekuatan, tempat penting kebesaran dengan status dan rangking tertentu, adanya porsi terbesar untuk pembimbing orang-orang, sistem nilai yang tidak fleksibel yang diputuskan nilai tiap pekerjaan, dan juga jalan pintas tanpa subordinasi dalam proses pengambilan keputusan.

Ketidak-pastian pelarian Uncertainty Avoidance

Ketidak-pastian pelarian
Uncertainty Avoidance

Di dalam pusat ketidak pastian pelarian aksioma, maka masa depan tidak dapat diketahui. Walaupun anda mencoba, anda tidak akan pernah secara tepat memprediksi yang akan terjadi, hari, tahun, abad. Tennessee William pernah menulis: “Masa depan disebut ‘Mungkin’ karena merupakan sesuatu mungkin yang disebut masa depan” seperti juga term-nya Hofstede, tentang Uncertainty Avoidance “ mendefinisikan lebih lanjut dimana orang dengan kultur ‘kwawatir dengan situasi’ yang mereka terima seperti tidak terstruktur, tidak jelas, atau tidak bisa diprediksi, situasi dimana mereka untuk itu menjauh dengan mengatur kode dari kebiasaan dan kepercayaan yang absolute.

Ketidak pastian yang tinggi
High Uncertainty Avoidance

Kultur tersebut mencoba menjauhi ketidak pastian dan ketidak jelasan dengan memberikan stabilitas kepada anggotanya, memberikan lebih aturan resmi, dan tidak mentoleransi idea yang tidak diharapkan juga tingkah laku. Mencari kesepakatan, dan percaya dengan pencapaian keahlian. Level tertinggi dari kehawatiran dan stress tentu membentuk karakter mereka.

Ketidak pastian yang rendah
Low Uncertainty Avoidance

Pada skala terakhir, kami menemukan negara seperti swedia, denmark, irlandia, Norwegia, AS, finlandia, dan Belanda, yang mempunyai kebutuhan rendah terhadap ketidak pastian. Mereka lebih mudah menerima hal yang tidak pasti inherent dalam kehidupan dan mereka tidak dirawat oleh orang yang tidak diharapkan.
Harga inisiatif, tidak menyukai struktur asosiasi yang hirarkis, mereka lebih menerima untuk mengambil resiko, mereka lebih fleksibel, berfikir dengan peraturan yang lebih simple, dan tergantung tidak pada yang ahli terlalu banyak sebanyak kepada diri mereka sendiri. Secara menyeluruh anggota kultur low uncertainty avoidance lebih sedikit dan lebih banyak relax – terlihat dari pepatah Irish “Life should be a dance, not a race.”

Kolektifisme

Kolektifisme
Collectivism

Kolektifisme adalah suatu lingkungan sosial tidak fleksibel yang membedakan antara in-group dan out-group. Orang memperhatikan kepada in-group mereka,(rekan, golongan, organisasi) dan menjaga mereka. Dan dalam bertukar mereka percaya dan mempunyai modal kesetiaan absolute pada group. Triandis menyarankan beberapa dari beberapa kebiasaan ditemukan dalam kultur kolektif.
Kolektifisme adalah tekanan terbesar dalam (a) berpandangan, kebutuhan, dan tujuan dalam in-group lebih dari kepentingan pribadi (b) norma social dan kewajiban in-group selain dari kebiasaan untuk mendapat kenikmatan (c) berbagi kepercayaan sesama in-group lebih dari pada kepercayaan sendiri yang berbeda (d) kesiapan penuh untuk bekerjasama dengan anggota in-group.

Dalam masyarakat kolektifis, seperti Pakistan, Columbia, Venezuela, Taiwan, Peru, sebagian besar afrika, orang dilahirkan dikeluarga besar atau golongan yang mendukung dan melindungi mereka dalam suatu komitmen. Triandis menawarkan suatu kesimpulan istimewa dari aturan dan kekuasaan keluarga yang menjadi titik tolak kultur kolektifis :

Bentuk kecil dari hubungan social kolektif adalah keluarga, dimana orang mempunyai hubungan emosi yang mengikat kuat dan mereka merasa “Jelas milik bersama” hubungan merupakan aturan panjang dan mereka mempunyai tujuan yang umum, kerjasamanya alami dan status ditentukan oleh posisi di dalam group.

Di afrika dan kultur kolektif lain, dikenal sebagai dasar sistem social. Setiap individu secara emosional tergantung oleh organisasi dan institusi, dan kultur terpenting juga tergantung organisasi. Organisasi masuk kedalam urusan pribadi dan golongan yang merupakan milik/hak pribadi; dan individu percaya keputusan group walaupun melanggar hak individu.

Menghargau Cina sebagai kultur kolektif Meyer mewarnai karakteristik masyarakat cina ; “dimana hak individu sebagai subordinari, maka aksi group merupakan karakteristik unik bagi masyarakat cina.” Coba lihat pesan kolektifisme Confucius berikut : “Jika seseorang ingin di-akui maka dia harus menolong yang lain terlebih dahulu.”

Kolektifisme - Individualisme

Kolektifisme - Individualisme
Individualism-Kollectivism

Riset untuk beberapa tahun sudah diatur “Orientasi diri melawan Orientasi kolektif adalah satu variable dasar yang dijadikan keputusan dasar tindakan manusia.” Tang Toomy mencatat ; “Nilai Individualistik dan Kolektif menghasilkan tendensi yang diterapkan keseharian di keluarga, sekolah, dan interaksi tempat kerja.”

Walaupun Hofstade memberikan nilai plus untuk investigasi konsep individualisme dan kolektivisme, dia bukanlah satu-satunya yang telah mengadakan riset krusial dimensi interkulutral. Triandis sebagai contoh telah menghasilkan keseluruhan lintas kultur agenda riset yang terfokus dikonsep ini. Brislin membantu memperjelas poin ini ketika beliau menulis ; “Walaupun tidak ada kultur yang mengabaikan secara total tujuan individualistik dan kolektif, kultur telah membedakan secara signifikan yang mana dari faktor ini yang lebih sesuai dengan kritikal.”

individualisme
Individualism

kita sudah membahas tentang individualisme saat kita melihat kultur amerika, yang kita butuhkan hanyalah menyentuh bagian/elemen nya : (1) individual adalah satu unit yang sangat penting dalam seting social manapun, (2) independent beda dengan dipenden yang tertekan, (3) pencapaian individual dihargai, (4) keunikan individual adalah nilai yang tinggi. Sesuai dengan penemuan Hofstede, AS, Australia, Inggris raya, Canada, Belanda, dan Selandia baru menjaga majunya individualisme. Goleman mengedepankan beberapa karakteristik ini dan kultur yang lain yang juga menilai individualisme :

Tujuan pribadi seseorang menjadi prioritas melebihi kesetiaan kepada group seperti keluarga atau pekerjaan. Kesetiaan individualistis kepada organisasi sangat lemah, mereka merasa milik beberapa group dan mereka cocok mengganti keanggotaannya jika itu sesuai dengannya, bertukar gereja sebagai contoh, meninggalkan kerjaan kepada yang lain.

Dalam kultur yang memelihara individualisme, kompetisi selain kerjasama adalah memberikan kepercayaan diri; hasil personal memberikan prioritas tujuan organisasi; orang merawat agar tidak emosional dan itu tergantung pada organisasi dan institusi; setiap individual mempunyai hak privat propertinya, pemikiran dan pandangannya. Kultur ini menekankan inisiatif pribadi dan pencapaian, dan hasil keputusan pribadi. Ketika situasi mendorong dan membutuhkan keputusan, orang dari kultur ini menekankan dan memberikan kemungkinan orang dari kultur kolektif. Poin ini dibuat Foster :
Di meja negosiasi, perbedaan pada dimensi ini dapat lebih jelas karena konflik serius. Tanggung jawab individual untuk membuat keputusan mudah dalam kultur individualistic, dalam grup kultur oriented hal ini dapat berbeda. Orang amerika terlalu mengecualikan pengikut jepang “counterparts” untuk hak membuat keputusan diatas meja negosiasi, dan orang jepang konsisten memberikan kejutan untuk mendapatkan anggota individual dari team promosi amerika untuk posisi mereka, keputusan, dan idea, kadang kontradiksi terbuka dengan lainnya.

CIRI PERBEDAAN KULTUR Diverse Culture Patterns

CIRI PERBEDAAN KULTUR
Diverse Culture Patterns


Sejauh ini kita sudah mengenalkan beberapa ciri kultur, dan menguji beberapa kultur karakteristik yang sudah dipraktekkan kepada kultur dominan amerika. Sekarang kita siap menggunakan beberapa perbandingan kultur. Beberapa ahli antropologi, social psikologi dan mahasiswa komunikasi telah di sarankan bahwa taksonomi dapat digunakan untuk menganalisa kunci ciri tingkah-laku yang ditemukan ditiap kultur.

Dimensi Nilai Hofstede
Hofstede’s Value Dimensions

Hofstede, dalam pembukaan edisi kedua buku ini, jelas mengartikulasikan suatu yang rasional dibalik studinya :

Buku ini menjelaskan perbedaan dalam berfikir dan aksi sosial ditengah-tengah anggota di lebih 50 negara modern. Ini menganjurkan orang membawa “program mental” yang merupakan perkembangan dalam keluarga semenjak usia dini dan dikuatkan di sekolah dan organisasi. Dan program mental ini terdiri dari komponen budaya nasional. Mereka lebih banyak berekspresi dalam nilai yang mendominasi ditengah orang dari Negara-negara berbeda.

Kerja Hofstede merupakan salah satu percobaan pertama menggunakan data statistic ekstensif untuk menguji nilai kultur. Dalam angka kerja, survey ratusan dari ribuan dari pekerja organisasi multinasional di 15 negara dan 3 negara bagian. Setelah analisis cermat tiap negara dan provinsi menyetujui rangking satu hingga lima belas dari lima dimensi tersebut (individualisme, ketidak tepatan, pelarian, pengukur jarak, maskulitas-feminitas/orientasi Long-term/short) dalam studinya. Rangking ini tidak cuma menawarkan gambaran jelas nilai tiap kultur, juga membantu anda untuk dapat membandingkan lintas kultur.

Kompetisi

Kompetisi
Competation

Kompetisi adalah bagian dari kehidupan amerika semenjak usia dini. Apakah ini termasuk didalamnya game yang mereka mainkan membuat lebih atraktif dari orang yang duduk sebelahnya dalam kelas, kompetisi alami memberikan kepercayaan diri di AS.

Orang di beri rangking, status, kelas, dan di evaluasi maka setiap orang dapat tahu jika mereka “terbaik.” Didalam olahraga dan kerja, kami membicarakan sesuatu yang penting tentang “menjadi nomor satu”. Anak muda sering di nasehati bahwa jika mereka kalah dan merasa biasa saja maka ada sesuatu yang salah dengannya. Kim berpendapat: “orang amerika yang kompetitif, adalah yang membenci kekalahan, setiap sesuatu dalam hidupnya adalah game yang harus dimenangkan.”

Filosofis Roma Ovid menulis : “Seekor kuda tidak pernah berlari kencang selama ada kuda lain yang melebihinya dan mengalahkannya. Pesan ini sangat jelas dan kini anda harus bergerak “cepat” dari kuda yang lain. Kim “Kompetisi menantang amerika menjadi lebih baik.”

Kerja dan Bersantai

Kerja dan Bersantai
Work and Leisure

Kerja sebagai halnya ciri seluruh kultur kebanyakan, mempunyai cerita panjang di AS, McElroy berbicara tentang itu, dan hal yang terpenting yang ditulisnya adalah :

“Kultur utama AS percaya mereka terarahkan dari hasil pengalaman pertama kolonisasi Eropa bagi masa-depan AS. Mereka berhubungan saat bekerja, pertama sangat dibutuhkan untuk dapat bertahan hidup dalam alam liar. Itu adalah sebagian kecil pengalaman kerja - yang sudah terjadi, sejauhmana itu dihargai - itu telah dimulai dari proses individual kebiasaan amerika dibanding Eropa. Yang menjadi cikal generasi kedelapan selanjutnya menjadi formasi baru kultur amerika.”

Hasil dari kerjasama kerja adalah sangat penting di AS, dimana banyak orang bertemu satu sama lain, untuk pertama kalinya menanyakan hal umum “Apa yang kamu kerjakan” menyesuaikan dengan pertanyaan simpel ini, adalah mempercayai bahwa kerja (mengerjakan sesuatu) adalah hal yang penting.

Sebagian besar penghargaan dari kerja keras, dan hasil terpenting amerika adalah bersantai. Sebagian besar orang amerika berpegang pada puisi dan filosofi George Sentayana : “Agar seni bekerja lebih baik, mensosialisasikan kompetisi dapat menambah seni bermain lebih baik.” untuk sebagian American, bermain adalah sesuatu yang mendatangkan keuntungan. Ini adalah bentuk kebiasaan dalam bekerja, dalam permainan kita menemukan kenikmatan.

Kemajuan dan Perubahan

Kemajuan dan Perubahan
Progres and Change

Di Amerika serikat, seperti yang diingatkan Hannon ; “Perubahan, pembaharuan, dan kemajuan kesemuanya memiliki nilai tertinggi.” dari merubah personalitas, dengan guru pembantu pribadi, untuk merubah hidup, mereka adalah yang cepat dibanding orang lain di dunia. Mereka tidak menilai tinggi status-quo. Tidak pernah pula mereka memilikinya. “Pemula amerika membersihkan hutan, mengeringkan genangan air, merubah sungai untuk membangun kota. Saat tertentu sudah pergi ke-bulan dalam rangka membuktikan mereka bisa melakukannya.”

Ilmu dan Teknologi

Ilmu dan Teknologi
Scientific and Technology

Kebanyakan orang amerika, ilmu dan technologi, seperti yang Clark sebut : “Nilai dari tahu adalah bagaimana” berusaha mempunyai kualitas dengan bekerjasama dengan tuhan. Tulisan selanjutnya ditemukan di museum sejarah nasional AS di Washington DC. Menyatakan ide yang sama : “masarakat modern tergantung pada ilmu pengetahuan” Clark meneruskan bahwa orang amerika berfikir ilmu pengetahuan dan pengetahuan teknologi berhubungan erat dengan daya tahan hidup.
Keyakinan kuat ini mendorong bahwa kepada bangsa bahwa tidak ada artinya dan tidak mungkin jika para ilmuan, peneliti, insiyur, pencipta, meletakkan pemikiran dan kreatifitasnya. dari John Lockc hingga Francis Bacon, …hingga Albert Eisten, kultur barat mempunyai keyakinan (history) panjang bahwa semua masalah dapat diselesaikan dengan ilmu pengetahuan.

Materialisme

Materialisme
Materialisme

Kebanyakan orang amerika, materialisme merupakan suatu hal yang integral dalam bagian hidup. Seperti yang ditulis Stewart dan Bennett : “Orang amerika merefleksikan sangat besar untuk menjadi materialis, dipandang baik, dan secara kejiwaan dianggap nyaman.”
Althen membenarkan ide yang sama ketika dia menulis dalam Materialisme orang amerika “adalah alami dan sesuai” seorang bumper sticker mengklaim “orang yang mati dengan banyak mainan adalah pemenang”, orang amerika mengharapkan untuk memiliki kendaraan yang cepat dan sesuai (terutama yang dikuasai dirinya), memiliki bermacam variasi makanan, pakaian pada tiap waktu, dan rumah yang nyaman dengan pelayan yang tidak sedikit.

Asas Kesamaan

Asas Kesamaan
Equality

Yang paling dekat dengan individualisme di amerika adalah nilai kesamaan. Sebagaimana hasil observasi Hanson, “AS telah menemukan prinsip bahwa setiap orang tercipta sama.” Anda dapat melihat kesamaan dalam bahasan utama disetiap hal dalam pemerintahan; (setiap orang punya hak suara pemilu), dalam pergaulan; (Panggil saja nama depan-ku), orang amerika percaya bahwa semua orang punya hak untuk sukses dalam hidup itulah pernyataan mereka, termasuk didalamnya hukum dan kesempatan pendidikan.

Individualisme

Individualisme
Individualism

Orang single memiliki ciri individualisme lebih penting di amerika, pembicaaran yang luas, individualisme dijadikan doktrin, yang diucapkan dengan detail selama 17 abad oleh filosofis inggris John Locke, bahwa tiap individu adalah unik, spesial, sangat jelas berbeda dari individu lainya, dan “Unit dasar dari alam” Locke memberikan suatu pandangan sederhana : “Hal yang menarik dari individualisme seharusnya menjadi tertinggi dengan semua nilainya, benar, kewajiban asli terdapat pada individu. Nilai individualisme sangatlah dianjurkan dari hal lain di AS. Gannon menggaris bawahi hubungan antara individualisme dan nilai lain tatkala menulis :

“Kesempatan yang sama, kebebasan, inisiatif, dan kepercayaan diri adalah beberapa nilai yang harus diingat sebagai dasar pemikiran ideal sepanjang sejarah amerika. Keseluruhan dari nilai ini amatlah mahal dengan derajat yang tinggi dari individualisme.”

Seperti yang Gannon catat : pentingnya dari individual, dimanapun kita temukan, merupakan hal terpenting dari titik tolak amerika. Huntington berpendapat bahwa “Rasa individualisme dan tradisi hak individualisme dan kemerdekaan adalah unik diantara social kemasyarakatan.”

Originalitas nilai ini mempunyai cerita panjang dan beberapa keberhasilan. Benjamin Franklin mengatakan : “Tuhan akan menolong mereka yang menolong diri mereka sendiri” juga Herbert Hoover mengingatkan bahwa “Sistem amerika didasarkan kukuhnya individualisme”. Apakah itu hal seksual, social atau etika, rasa diri orang amerika mempunyai peranan esensial. Begitu kuatnya dinegara ini maka dianggap ada sesuatu yang salah pada seseorang jika dia tidak mampu menunjukkan individualismenya.

Konsep Power diutarakan seorang mantan hakim Felix Frankfurter : “seseorang yang baik adalah yang berbeda dengan lainnya.” Model amerika seperti yang ditunjukkan film Cowboy, aksi film-film heroic, video games, kesemuanya menggambarkan agen independen yang menyelesaikan misinya sendiri atau tanpa asisten.

Ciri Dominan Kultrur Amerika

Ciri Dominan Kultrur Amerika
Dominant American Cultural Patterns

Kita sudah sudah terlalu banyak menyindir karena kesulitan dalam mengikuti ciri-ciri kultur dengan kultur yang lainnya. Masalah ini khususnya juga transparansi dengan AS tentang perbedaan multirasial dan budaya etnik/suku. Seperti yang telah diungkapkan Charon, “Mendengarkan nilai AS lebih sulit karena mereka mempunyai banyak pengecualian dan kontradiksi.”

Walaupun Charon menambahkan “Dalam level umum orang amerika berbagi sistem nilai” Kim menanggapi hal tersebut dengan tulisannya “terdapat beberapa persamaan karakteristik orang amerika dalam berbagi, kurang menghargai usia, ras, gender, atau suku.”

Walaupun buku ini digunakan beberapa negara asing, kami tidak percaya dengan rasa pesimis bahwa sebagian ciri kultur amerika akan membantu untuk semua pembaca. Untuk anggota yang bukan anggota dari dominant culture, kami percaya bahwa diskusi kami tentang ciri kultur menawarkan/ membahas juga dalam kultur tersebut. Untuk anda anggota dominant culture kami menawarkan suatu analisis ciri kultur dalam tiga alasan,

Pertama : Seperti kita bahas diluar, bahwa orang akan membawa kulturnya kemanapun dia pergi, dan kultur mempengaruhi bagaimana dia merespon orang-orang yang ditemuinya. Untuk memahami itu anda harus menjaga cara anda saat itu.
Kedua : Untuk menguji/mengetahui kultur orang lain kita dapat memperolehnya dengan apa yang sering ditampakkannya. Sebagai seorang ahli antropologi Hall menulis :

“Kultur menyembunyikan lebih banyak dari yang nampak, dan cukuplah teungkap apa yang disembunyikannya, apa yang disembunyikan lebih efektif dari pada partisipasinya.”

Terakhir : “Kultur seseorang dapat memberikan referensi agar dapat di jadikan perbandingan untuk yang lain.”

Kita akan membatasi diskusi tentang ciri kultur amerika kepada kultur yang dominan seperti yang telah didefinisika di awal. Kami mengingatkan kembali bahwa dominan kultur adalah bagian dari populasi, yang masih kita pelajari, bahwa kontrol dan dominasi institusi terbesar memutuskan/mengatur mengalirnya informasi.

Ucapan dari Permulaan

Ucapan dari Permulaan
An Aphorism of Commencement

Kita mulai circumstance dan untuk menuju kepadanya kita harus memutar ulang. Sejauhmana pentingnya itu semua dalam berkomunikasi praktis?, inilah permulaan dan juga akhiran.
Yang kita bisa adalah. Juga tidak siapakah kita, dengan-apa kita? Apakah ini bukan tentang bagaimana akan bertanya dan merespon ?

Untuk berfikir lebih dari tiga puluh tahun-dengan cepat kita katakan-saya sudah,
Hari demi hari bertoleransi dalam diam, tidak pernah putus asa, ketika beberapa penipu intelektual di negaraku mendiskualifikasi ide-ku, karena saya hanya menulis sebuah “metaphor”/symbol. Ini membuat mereka berakhir dan mengaku sukses, dan tulisanku bukanlah fiolosfis.



Daftar Pustaka

Vajemen del Orador, Obras Completas, vol.1 563
Amherst,NY:Humanity Books,1998
New york,W.W. Norton,1932
Mission of the University, trans.and ed. Howard Lee Nostrand (New Brunswick,NJ: Transaction Publisher,1992),21.

mencintai objek yang merupakan milik orang lain.

Merupakan sesuatu yang Jelas
bahkan mencintai objek yang merupakan milik orang lain.
Giving Ortega Room : A Brief but Loving Objection on Behalf of Otherness

Mari kita menambahkan sesuatu kepada sense-inspirasi Ortega dari ketertarikan diri dan circumstance dan mengatakan bahwa komunikasi manusia adalah ruangan dari circumstance.

Untuk menyesuaikan, adalah mungkin untuk berbicara dari perbuatan
terkecuali hal tersebut diperintah oleh berbagai pemikiran;
dan nasehat yang bijak lainnya, pendapat tentang “Diri” adalah tak berarti
Tapi merupakan skema dari aksi masa datang.

Sudah cukup - jarak dari sesuatu yang membiarkan yang lain dari yang seharusnya, sebagai sebuah materi tentunya, yang sudah tentu terjandi. Inilah ruangan dalam circumstance dimana kondisi yang memperbolehkan antusiasme melakukan hal tersebut.

Ortega mengutarakan ide ini dalam permainan dan sportifitas, metapora ini membiarkan dirinya bahwa hidup yang baik membutuhkan pelatihan, disiplin-sebagian harus bekerja, dia berkata; “dalam bentuk baik” untuk hidup lebih baik. (Mission of the University, trans.and ed. Howard Lee Nostrand(New Brunswick,NJ: Transaction Publisher,1992),21.

Dan disini kami mempunyai penjelasan kenapa keyakinan kita
Dalam beralasan memasuki dekadensi fase ratapan.
Manusia tidak dapat menunggu lebih lama lagi.
Dia meminta bahw ilmu pengetahuan menjelaskan untuknya masalah kemanusiaan.
Generasi terbaru rasionalis percaya dengan ilmu fisiknya mereka dapat mencapai cahaya takdir manusia. Hari ini kita mengetahui semua mengagumkan berasal dari ilmu alam yang tanpa batas sebagaimana eksistensi mereka.

Kebaikan dari Hasutan

Kebaikan dari Hasutan
The Virtue of incite

Ortega percaya bahwa kata “incitement/ejekan” mempunyai kata kunci untuk pemahaman kita untuk hidup lebih baik. dalam hal ini mendeteksi secara biologi (i.e., a living) principle.

Saat seorang Naturalis mempelajari apa yang dicari seorang pria,
Dalam konsistensi sebagai dirinya, untuk mengetahui hal alami darinya. Observasinya menghasilkan bahwa ia mempunyai tubuh, yang merupakan sesuatu, dan tergesa-gesa menyimpulakannya secara fisik, badannya merupakan suatu organisme, sementara tangannya merupakan biologis, maka observasinya menghasilkan lebih banyak lagi bahwa manusia seperti hewan dalam fungsinya, mempunyai mekanisme sistematis, secara membingungkan terdapat pada tubuh, mekanisme tubuh, yang merupakan hanya sesuatu, dan mempercayakan studinya pada psikologi, sebagai ilmu alam.

Dan secara jelas bahwa hal ini berlangsung selama 300 tahun dan mempelajari hal tersebut tubuh manusia dan jiwa secara bersamaan tidak mempunyai test simple yang memperjelas beberapa perasaan manusia yang beberapa orang menyebutnya kehidupan pribadi, tercampur dengan yang lainnya, bentuk kemasyarakatan, yang menurut mereka
tetap melakukan pembaharuan takdir manusia.

Pencapaian yang tidak normal dari ilmu alam dalam arah tujuan ilmu pengetahuan dari hal-hal kontras yang brutal, yang berlawanan dengan ilmu alam yang sama ketika berhadapan dengan alasan ilmu matematika seperti halnya air yang mengalir dari tekanan.

The Stone The Animal The Other as Human Being

The Stone
Hal ini tidaklah tidaklah sesuai jika membicarakan respon dari batu, contoh dari binatang jelas bisa, tanpak kontras dan membantu menjelaskan disikusi ini.

Dalam hubungan saya dengan binatang, perbuatan kebiasaan saya adalah tidak mungkin,
seperti hal nya sebuah batu, tersendiri, bahkan perbuatan saya, belum terbentuk.
Saat saya merencanakannya, sudah memperhitungkan hal-hal yang mungkin
Dilakukan sebagai reaksi sebagai halnya seekor binatang.

The Animal
Sebagai seekor binatang, seperti sudah memperhitungkan seperti kita, tidak dapat meninggalkan sesuatu yang tak tidak mungkin. Ini mengindikasikan bahwa Ortega berkata bahwa sementara binatang mempunyai kemampuan bereaksi lebih dari pada batu.

The Other as Human Being
Bagi Ortega orang lain merespon terhadap respon yang kita sampaikan dengan cara mengalahkan cara hewan sampai ambang tampa batas. Hal ini menggambarkan dalam bagian dengan catatan kemampuan orang lain menunjukkan ekspresi dalam situasi antisipatif.

Timbal balik bisa jadi jelas, tanpa batas, dan realitas,
karena itu saat seseorang sedang merespon kepada saya tentu secara prinsip
mampu merespon kepada saya sebagaimana saya merespon kepadanya.

Sketsa Komponen Filsafat Komunikasi Ortega

Sketsa Komponen Filsafat Komunikasi Ortega
Sketching the components of an Ortegion Philosophy of Communication


Sebagai suatu orientasi untuk mengangkat kontribusi Ortega dalam teori filsafat komunikasi praktis, maka kita akan kembali membahas tentang diri dan circumstance yang telah di uraikan dalam outline. Walaupun jelas dalam pemikiran tulisan fiturnya telah mejelaskan ini.(New york,W.W. Norton,1932).

Apakah yang akan dapat kita lakukan dari semua hal tersebut yang mengeksplorasi linkungan sekitar kita?

Ini bukanlah “sesuatu” yang original tapi tidak lebih dari sesuatu
yang harus saya coba untuk saya pakai untuk bertahan hidup.
(mereka), untuk itu, yang dengannya saya menghidupi diri saya dan dengan apa saya hidup, dengan apa saya bertindak dan bergerak, dengan apa saya sukses dan gagal
dan apa yang akan saya lakukan … dan semenjak “harus mengerjakan” dan
“menghidupi seseorang” “untuk dapat berorientasi”
dapat diartikan di Yunani sebagai “latihan” praktis,
sesuatu yang radikal pragmata dan
hubungan saya dengan mereka yang pragmatis.

Jelasnya sesuatu disekitar kita mereka ada sebagai eksistensi mereka sebagai cara yang berbeda dari kita. Dan juga mereka sendiri, atau orang yang bernegosiasi dengan kita, dan mereka yang secara kualitatif berbeda hubungan kepada kita dari pragmata(sesuatu) mereka.

(Ortega calls the life of each of us), merupakan dari perspektif (point of view) yang mempunyai kaitan erat dengan pragmata, dan dari perspektif ini terjadi/tergabung, secara simultan di masa lalu, sekarang, masa datang dan melatih pemahaman, dimana sesuatu untuk sesuatu.
Hubungan yang dinamis yang kita temukan dalam diri kita, yang merupakan bagian dari tubuh, yang disebut Ortega “Pragmatic Field” yang merupakan penggunaan majemuk “Field” membicarakan kepada multiplicitous alami dari diri - dan ini tidak membuat kita kaget, sebagaimana kita melihat seseorang dalam berhubungan dalam hidup dan perubahan lingkungan dengan perbuatan dan perubahan.

Tetapi pengalaman saya dalam hidup tidak dapat khusus dari masa lalu saya, dari pengalaman pribadi yang saya miliki. Semuanya terbangun dari masa lalu saya yang sudah tidak terpakai, secara tidak sengaja menjadi masyarakat saya dimana saya tinggal. Masyarakat yang konsisten menyimpan dari kegunaan intelektual,
moral, politik, teknik, atau bermain dan rekreasi.

“Diri” sebagai mana hidup dan berbuat akan selalu sangat personal, dan tubuh akan menyesuaikan dengan tempat dimana bagian dari “multiplicity” bergabung bersama.

Lingkungan sekitar, Diri, Orang lain ; melihat sekeliling

Lingkungan sekitar, Diri, Orang lain ; melihat sekeliling
Circumstance, self, otherness: looking (all) around

Buku terkenal pertama orterga, Meditasi on Quixote, mengingatkan kerja besarnya dan seperti yang lainnya, kita harus mulai disini, selalu, kita dapat menemukan perayaan-nya yang tepat, “yo soy yo y mi circustancia” (saya diri saya, dan kondisiku).

Kalau saja yang ada hanya pikiran, kalau saja ada tesis idealis terbentuk
Dan solid, keinginan yang nyata, untuk ku, menjadi penjiwa merupakan materi
Dari kesendirian dengan diriku sendiri. Sekarang sifat
yang segera hanya merupakan pilihan berlawanan; saya selalu diluar diriku
sendiri, ditengah-tengah kondisi dari lingkunganku.
Keinginan Pandangan Philosofi didalamnya, dengan admission, membawa pekerjaannya dari titik (1914) hingga (1955).

Tapi buat kita yang tertarik dengan Ortega dan Komunikasi yang pertama kali diterbitkan dalam konsep philosofi circumstance adalah pada Koran piece appearing 1911, tiga tahun sebelum publikasi Meditation on Quixote, the essay, “The Chiding of the orator” (Vajemen del Orador).

Sebuah upaya pembelaan (of sort) orator dan retorika, menunjukkan bagaimana ide akan menjadi pusat pemikiran sesuai dengan situasi Ortega saat itu saat mencoba agar logis, sebagai seorang filosof yang menulis tentang Retorika, yang memang sangat dibutuhkan dalam berkomunikasi.

“ I cannot here, in passing, settle this age-old dispute, this classical grudge, in Greece between the orator and the philosopher.”(Vajemen del Orador, Obras Completas, vol.1 563).

“Saya tidak bisa disini, pada massa lalu, memecahkan argumen tua ini, rasa tidak terima masa lalu di inggris antara orator dan filosof.”

Kalau saja Ortega tidak dapat memecahkan masalah ini (dan siapa juga dari kita yang bisa) adalah orang yang tidak malu untuk membuat sesuatu pada masa lalu dari hal isu permanen ini.

Ortega phrase (ekspresi) “I am my self and my circumstance”. Permintaan menjadi ganda dimana konsep bertemu dengan tepat : untuk disimpulkan (walaupun tidak mungkin tepat) pemikirannya, sementara secara simultan membuka keseluruhan pemikiran ini yang mencoba menjelaskan ekspresi seutuhnya.(meditation,39)

“The world and I, set before each other, with out any chance of fusion or separation”

Dunia dan saya, ada sebelum semuanya ada, tanpa perubahan karena campuran atau campur-tangan.

Ortega berfikiran untuk keluar dari sini dan apakah tempat tersebut apakah konsisten untuk mencoba kembali.

Circumstance adalah setiap hal yang ada disekitar kita, dan tiap sesuatu yang ada disekitar kita yang membuat “kita apa” dan Circumstance tidak terpisahkan.

Lifing is finding oneself in a world which, ……………
………………………………………………………………….
Hidup adalah menemukan seseorang didunia manapun, tanpa satu artipun
yang sudah disiapkan dan selalu diberi kesempatan. Kalimat yang terpenting adalah
terhimpun untuk mampu dan bisa melakukan ini atau itu. Dan bukan terpaksa untuk melakukan satu hal dan hanya itu. Sementara dalam hal lain banyak
kemungkinan yang tidak terbatas - kalaupun mereka ada, mereka tidak akan memiliki kemungkinan konkret tapi murni tidak dapat didefinisikan secara kolektif………dalam dunia yang segala sesuatu dapat mungkin, tidaklah mungkin memutuskan diatas sesuatu dalam hal dalam memutuskan sesuatu tersebut harus keduanya dengan keterbatasan, dan penjelasan yang relatif, inilah yang kita kategorikan “Circumstance”
dan circumstance adalah hal yang dapat dijelaskan, dekat, tapi saat tertentu terbuka dan dengan terlepas, dengan sesuatu yang bergerak dan membuat suatu keputusan…hidup bukanlah untuk hidup disini dan sekarang ; karena ‘disini’ dan ‘sekarang’ adalah hal yang spesifik, seluruh kehidupan adalah proses yang terus-menerus dalam memutuskan ditengah-tengah kemungkinan yang beragam.
Hidup adalah saat tertentu bebas dan saat lain sudah ditakdirkan.

Ya begitulah, setiap sesuatu disekeliling kita sebelumnya tidak dapat di kuasai dan sulit. Karena itu kita perlu sebagai konsekuensinya, sebuah arti, cara, bagian, yang menggambarkan semuanya yang dapat menjelaskan peran hal tersebut kepada kita dalam situasi kita yang majemuk ini, disini dengan segala sesuatu yang variatif, orang yang beragam, dan berorientasi beragam pula berasal dari hal-hal yang beragam pula. (Amherst,NY:Humanity Books,1998)

Apa yang kita pikirkan dari Apa yang kita dengarkan

Apa yang kita pikirkan dari Apa yang kita dengarkan

Dengan nama yang terpopuler, tapi bukanlah yang paling tidak diketahui dari pada yang lain dalam grup yang sama, Filosofis spanyol Jose Ortega occupies tertarik pada posisi dalam tradisi continental sebagai latihan oleh mereka di amerika utara.

Walaupun sebagian dari kita pernah mendengar dia, jika kita bertanya tentang detail tentang posisinya kita sering mendapatkan jawaban sesuatu vague cencercing kepilosofian dia.

Juga kita pernah merasa mendengar, dia merupakan seorang eksistialis “derider of the masses”, dia adalah “Heidegger spanyol” seorang ilmuan fenomenal, atau seorang pragmatis, dari beberapa klaim ini, dan pendapat yang lain, mereka cukup beralasan, dan beragam.
Dalam beberapa hal mereka tepat, dalam hal lain mereka salah presepsi, Mereka sebenarnya baik dan membantu berurai-panjang mempelajari untuk direkomendasikan, membela dan berargumen dalam membantu untuk memahami kontribusi filosofi Ortega.

Disini kami tidak mencoba bernegosiasi apapun ditengah-tengah kompetisi klaim. kami pasrah, meskipun itu adalah tugas kami, ada yang berpendapat berangkat dari aporistik provokasi dari Ortega yang lebih konsen pada komunikasi praksis. yang mungkin tanpa sengaja membantu membuktikan dari satu ke yang lain dari interpretasi ini.

Walaupun bisa jadi Ortega akan bersedih, kita bisa saja berkata demikian tanpa ragu, kekayaan dan kecukupan filosofis, untuk merasa dan mendukung dari semua pendapat tersebut dan juga pentingnya yang lain.

Yang lain berkata untuk membaca lebih hati-hati untuk lebih memahami kenapa satu tidak dapat menangani menterjemahkan enigmatic filosofi kontinentalnya, yang telah mempengaruhi ingatan, sedih kita pikir karena tidak dapat meng-apresiasi dengan tradisi yang diambil secara menyeluruh.

“Tidak ada sesuatu pun diluar suatu kondisi”

“Tidak ada sesuatu pun diluar suatu kondisi”
There is nothing outside circumstance
Near, Against, with(in)Ortega y Gasset (and a Ghostly Hand)


Ramsey Eric Ramsey, with “A Ghostly Hand”
compiled and arranged by J.N. Sturgess and Ramsey Eric Ramsey.


Que dos y dos son cuatro es siempre un poco triste....
(That two and two four is always a bit sad)
dua dan dua empat sering diucapkan sebagian orang
---Ortega y Gasset

Education is the art of orientation.
Pendidikan merupakan seni dari orientasi
--Socrates

SKETSA BIOGRAFI JOSE ORTEGA Y GASSET

SKETSA BIOGRAFI JOSE ORTEGA Y GASSET
Biographical Sketch Jose Ortega y Gasset (1883-1955)


Dilahirkan pada 9 mei 1883 di Madrid, Spanyol. Bapaknya Jose Ortega Munilaa, adalah seorang Jurnalis dan Novelis. Ibunya Maria de los Dolores Gasset Chinchilla, merupakan homemaker.

Pengalaman masa kanak-kanaknya membentuk dirinya menjadi sosial dan politikus yang mendiskusikan atara dirinya dan bapaknya juga teman-temannya. Pada usia kedelapan dia mulai berkonsentrasi di a Jesuit school Miraflowers Malaga(1891-1897), dia memulai belajar di universitas pada jurusan hukum dan filsafat Univ Deusto (1897-1898).

Setelah menjalani kuliah di Jesuit dia-pun lulus dengan gelar a Bachelor’s degree Filosofi(1902) dan doktoral (1904) dengan tesisnya berjudul “Los errors del ano mil : critika de una Leyenda” yang artinya “Teror tahun 1000 kritik terhadap Legenda).

Pada tahun 1905, Ortega meninggalkan spanyol, untuk belajar di universitas Leipzeig German, saat belajar di Jerman dia sempat mempelajari Kant, Neitzschr, dan wundt dalam bahasa aslinya. Ia pun belajar sebentar disitu kemudian pindah ke Universitas Marburg. Yang akhirnya Ortega memilih konsetnrasi profesor psikologi, logika, dan etik pada escuela de studios superiores del magistrerio, sekolah biasa di madrid, pada 1910, dia menerima posisi di Central University Madrid sebagai seorang Profesor Metafisik (1910-1936).

Ortega membela Republic Spanyol yang kontradiktif dengan pemerintahan spanyol, dan pekerjaannya di pantau selama proklamasi kediktatoran. Ortega menjadi sukarelawan yang dikirim ke Argentina kemudian Portugal selama perang sipil (1936-1939) karena tidak ingin mendukung saingannya dengan menduduki jabatan staf akademik dibawah Fransisco Franco.

Keterbatasan Falsifikasionisme

Ketergantungan observasi pada teori dan fasibilitas falsifikasionisme
Kaum falsifikasionisme naif berkeras bahwa aktivitas ilmiah harus memikirkan usaha memfalsifikasi teori dengan cara mengukuhkan kebenaran semua keterangan-observasi yang tidak konsisten dengannya.

Dan mengakui pentingnya peranan konfirmasi terhadap teori-teori spekulatif, begitupun peranan falsifikasi teori-teori yang sudah mantap, namun dalam satu hal kedua tipe tersebut sama. Bahwa ada perbedaan kwalitatif penting antara status konfirmasi dan status falsifikasi.

Falsifikasi tidak sesuai sejarah
Kenyataan yang mengganggu adalah apabila metodologi mereka dipegang teguh oleh para ilmuan, maka teori-teori yang dianggap teladan terbaik sebaiknya tidak pernah dikembangkan, karena mereka seharusnya sudah ditolak selagi masih dalam masa kanak-kanak.
Sebagai contoh ; menyangkut teori kinetik (hukum gerak) ia mempunyai kelebihan bahwa falsifikasi terhadap teori itu pada ketika dilahirkan sudah diakui secara explisit oleh penciptanya sendiri. Ketika Maxwell pertama kali perincian teori kinetik gas dalam 1859, dalam makalah itu juga ia mengaku kenyataan bahwa teorinya difalsifikasi oleh pengukuran-pengukuran panasnya gas-gas khusus.
Seperti ungkapannya (setelah teorinya berusia delapan tahun) ;

“Beberapa dari kita tidak diragukan lagi, sangatlah memuaskan dalam rangka opini kita yang ada sekarang mengenai susunan benda-benda. Tetapi ada hal-hal lain yang mungkin mengejutkan kepuasan hati kita dan munkin akhirnya mengusir kita keluar dari segala hipotesa yang pernah memberikan perlindungan terhadap ketidak tahuan yang sepenuhnya kita sadari. Dan ini merupakan permulaan dari setiap kemajuan yang nyata dalam ilmu pengetahuan.”
(J.C Maxwell, The Kinetik theory of Gases,245-46,nature No.16, 1877)

Semua perkembangan penting dalam teori kinetik terjadi setelah falsifikasi ini. dan sebagaimana kaum falsifikasionis naif setidak-tidaknya akan terpaksa mengemukakan, mujur sekali bahwa teori itu tidak dilempar ketika mengalami falsifikasi oleh pengukuran-pengukuran panasnya gas-gas khusus.

Hal logis mendukung falsifikasionis

Hal logis mendukung falsifikasionis
Beberapa teori dapat ditunjukkan sebagai salah dengan meminta bantuan pada hasil observasi dan eksperimen. Ada suatu hal sederhana dan logis yang mendukung aliran ini.
Hal logis mendukung falsifikasionis
Beberapa teori dapat ditunjukkan sebagai salah dengan meminta bantuan pada hasil observasi dan eksperimen. Ada suatu hal sederhana dan logis yang mendukung aliran ini.

Falsibilitas sebagai criteria untuk teori
Kaum ini memandang ilmu sebagai suatu perangkat hipotesa, yang dikemukakan secara coba-coba dengan tujuan melukiskan secara akurat prilaku suatu aspek dunia atau alam semesta.
Akan tetapi tidak satupun hipotesa dapat berbuat demikian. Apabila hipotesa mau diakui bagian dari ilmu maka suatu hipotesa harus falsifiable.

FALSIFIKASIONISME

FALSIFIKASIONISME

Menurut penganut falsifikasionisme, beberapa teori dapat ditujukan sebagai salah satu dengan meminta bantuan pada hasil observasi & eksperimen.
Teori dapat dibangun sebagai hal yang benar/boleh jadi benar atas dasar pembuktian observasi. Teori diuraikan sebagai tebakan spekulatif & coba-coba, yang diciptakan secara bebas oleh rasio manusia dalam usaha mengatasi problem-problem yang dijumpai teori-teori terdahulu, dan untuk memberikan keterangan yang cocok tentang beberapa aspek alam semesta.

Teori dianggap sah jika belum terbukti salah
Sekali diajukan, teori-teori spekulatif akan diuji secara keras & tanpa ampun oleh observasi & eksperimen. Teori-teori yang gagal, tidak tahan uji oleh observasi & eksperimen, akan dibuang & diganti dengan dugaan-dugaan spekulatif lainnya, dan seterusnya.
Apabila suatu teori gagal menghadapi ujian observasi & eksperimen, berarti telah difalsifikasi. Bila ia lulus, berarti ia telah dikonfirmasi. Progresivitas sains ditandai dengan falsifikasi & konfirmasi atas teori-teori.

Falsifikasionisme
Mengakui bahwa observasi dibimbing oleh teori dan pra-anggapan, ia pun dengan gampang saja menjelaskan klaim bahwa teori dapat dibangun sebagai hal yang benar atau boleh jadi benar atas dasar pembuktian observasi.
Teori diuraikan sebagai dugaan atau tebakan spekulatif dan coba-coba, yang diciptakan secara bebas oleh intelek manusia dalam usaha mengatasi problema-problema yang dijumpai teori-teori terdahulu. Sekali ia diajukan maka teori spekulatif ini akan diuji oleh observasi dan eksperimen. Teori-teori yang gagal dan tidak tahan uji oleh observasi dan eksperimen, akan dibuang dan diganti dengan dugaan-dugaan spekulatif lain dan seterusnya.
Ilmu berkembang maju melalui percobaan dan kesalahan, melalui dugaan dan penolakan. Hanya teori yang paling cocok yang dapat bertahan. Selagi ia tidak pernah dapat dikatakan sah sebagai teori yang benar, ia dengan penuh harapan dapat dikatakan sebagai terbaik diantara yang bisa diperoleh dan bahwa lebih baik daripada yang sebelumnya.

Appeal Induktivisme Na’if

Appeal Induktivisme Na’if
Pendapat induktivisme naïf tentang ilmu pengetahuan mempunyai beberapa segi positif. Yang sangat menarik dari pandangan itu nampaknya terletak pada kenyataan bahwa mereka membarikan uraian yang telah diformalisasi mengenai beberapa kesan popular tentang sifat ilmu yang sebenarnya. Tentang daya menjelaskan dan meramal, keobjektifannya dan kesan reliabilitas lebih unggul dari pada bentuk-bentuk pengetahuan yang lain.
Kita telah mengetahui bagaimana induktivisme naif menjelaskan tentang kemampuan ilmu menerangkan dan meramal.
Objektivitas ilmu induktivis ditarik dari fakta-fakta bahwa observasi dan penalaran indera juga objektif. Keterangan-keteragan observasi dapat ditetapkan kebenarannya oleh setiap pengawas dengan menggunakan secara normal organ-organ inderanya.
Validitas keterangan observasi bila diperoleh dengan tepat, tidak akan tergantung pada selera, pendapat harapan atau angan angan si pengamat. Sama juga dengan penalaran induktif yang mengatakan pengetahuan ilmiah berasal dari keterangan-keterangan observasi. Tidak peduli induksi-induksi itu dapat atau tidak dapat memuaskan kondisi-kondisi yang telah diterangkan sebelumnya. Pendeknya itu bukanlah persoalan subjektif.
Saya menganggap pandangan kaum induktivisme naif tentang ilmu itu tidak benar dan secara berbahaya menyesatkan.

Ramalan dan Penjelasan menurut tafsiran Induktifis

Ramalan dan Penjelasan menurut tafsiran Induktifis
Kita berada dalam posisi untuk dapat memahami dengan cara sederhana fungsi hokum-hukum dan teori-teori sebagai perangkat untuk meramal dan alat untuk member penjelasan didalam ilmu. Kita akan lihat sebuah contoh sederhana :
- Air murni akan membeku pada O derajat Celcius (kalau diberi cukup waktu)
-Didalam radiator mobil saya terdapat air murni
Apabila suhu menurun sampai dibawah O derajat Celcius, air didalam radiator mobil saya akan membeku (kalau diberi cukup waktu)Bagi seorang induktifis, sumber kebenaran bukanlah logika, melainkan pengalaman, yang dapat dilihat hasilnya melalui observasi dan induksi. Dan seperti conoth diatas ramalan ketiga dapat dideduksi dari 1 dan 2.
Contoh yang lain adalah bahwa tetesan air hujan dapat menghasilkan pelangi, tahapan melihat awal tersebut disebut kondisi awal (initial condition). Yaitu penggambaran tentang keadaan-keadaan experimental yang merupakan contoh tipikal dari kondisi awal.
Setelah mengetahui hokum-hukum optic dan kondisi awal tertentu barulah kita mungkin melakukan deduksi yang akan menghasilkan penjelasan tentang terjadinya pelangi. Deduksi ini tidak lagi mesti benar.

Logika dan Penalaran deduktif

Logika dan Penalaran deduktif
Seorang ilmuan memiliki hokum-hukum dan teori-teori yang universal , maka dari situ dimungkinkan baginya menarik konsekuensi-konsekuensi yang mungkin digunakan untuk memberikan penjelasan-penjelasan dan ramalan-ramalan, misalnya setelah mendapatkan fakta bahwa logam memuai bila dipanasi maka bisa ditarik dari fakta bahwa rel kereta api dibawah terik matahari tanpa celah-celah di tempat-tempat sambungannya akan menggeliat, penjelasan dan penarikan seperti ini disebut penalaran deduktif. Deduksi berbeda dengan induksi yang telah kita bicarakan sebelumnya.

INDUKTIFISME NAIF

Pandangan Induktifis Naif :
- Sain bertolak dari observasi & observasi memberi dasar yang kokoh untuk membangun pengetahuan ilmiah diatasnya, sedangkan ilmu pengetahuan ilmiah disimpulkan dari keterangan-keterangan observasi yang diperoleh melalui induksi.
- Bukanlah pertama-tama observasi & eksperimen yang menyebabkan Galileo meninggalkan tradisi, melainkan sikapnya. Baginya fakta-fakta yang diperoleh lewat observasi & eksperimen diperlukan sebagai fakta yang objektif

Menurut pandangan induktifisme naif, ilmu bertolak dari observasi, penganut ilmiah harus memiliki organ-organ indera yang normal dan sehat, dan harus pula secara setia dan jujur merekam apa yang ia lihat, dengan dan sebagainya.
Terdorong oleh sukses-sukses yang telah dicapai oleh pengeksperimen- pengeksperimen besar seperti Galileo mereka makin memandang pengalaman sebagai sumber pengetahuan, penilaian ini dikembangkan hanya semenjak ilmu eksperimental membuahkan hasil-hasil yang spektakuler. “Ilmu adalah suatu struktur yang dibangun diatas fakta-fakta” (J.J.Davies, London: Longman, 1968,8) dalam buku On the Scientific Method.
Dalam hubungan yang dengan situasi yang diamatinya, dan iapun harus melakukan ini dengan suatu alam fikiran tanpa prasangka sedikitpun, pertanyaan-pertanyaan tentang keadaan dunia, atau beberapa bagian darinya, dapat diperkuat atau ditetapkan sebagai kebenaran dengan cara penggunaan langsung indera-indera pengamatan tanpa prasangka apa pun. Pertanyaan-pertanyaan yang dihasilkan dengan cara demikian itu (keterangan observasi), lalu menjadi dasar untuk menarik hukum-hukum dan teori-teori yang membentuk pengetahuan ilmiah, berikut adalah contoh keterangan-keterangan observasi;
- Pada tanggal 1 januari 1975 jam 12:00 tengah malam, venus nampak pada posisi sekian di langit.
- Mang Asmuni memukul istrinya
- Karet membesar jika dicelupkan kedalam minyak tanah
- Biji-bijian itu akan terbelah dan mulailah pertumbuhan tanaman
Keterangan-keterangan diatas dapat di dicek dengan observasi yang cermat. Seorang pengamat dapat menetapkan atau mengecek kebenaran keterangan-keterangan diatas dengan penggunaan langsung organ-organ indera, dan para pengamat dapat menyaksikan sendiri.
Kini beberapa pertanyaan berikut dapat diajukan, apabila ilmu didasarkan pada pengalaman, lalu bagaimana caranya keterangan tunggal sebagai hasil observasi menjadi keterangan universal yang membentuk pengetahuan ilmiah?
Bagaimana ungkapan-ungkapan sangat umum dan tidak terbatas sebagai pembentuk teori, dapat dibenarkan hanya berdasarkan bukti-bukti terbatas berupa sejumlah keterangan observasi terbatas?
Cara penjelasan yang membawa kita dari serangkaian keterangan tunggal terbatas kepembenaran keterangan universal, yang membawa kita dari bagian-bagian keseluruhan, disebut penalaran induktif, dan proses penalaran demikian itu disebut induksi. Kita dapat kiranya menyimpulkan sikap para induktifis naif dengan mengatakan, bahwa menurut mereka ilmu berdasarkan pada prinsip induksi dapat ditulis sebagai berikut :
Apabila sejumlah besar A telah di observasi pada variasi kondisi yang luas, dan apabila semua A yang diobservasi tanpa kecuali memiliki sifat B, maka semua A memiliki sifat B.
Dengan demikian menurut induktivis naif, batang tubuh pengetahuan ilmiah itu dibangun oleh induksi dengan dasar kukuh yang diperoleh lewat observasi

Main game yuk !

Sorry, you will need the <a href="http://www.macromedia.com/go/getflashplayer/" target="_blank">Flash Player</a> to play this game.
Add Games to your own site

Saran dan Masukan

Bagi anda yang ingin berbagi, memberikan masukan, komentar, pertanyaan, mengirim artikel & ingin ditayangkan, silahkan kirim ke ajias66@gmail.com.
Follow kangazi99 on Twitter