Jarak Kekuasaan
Power Distance
Dimensi nilai kultur yang lain adalah jarak kekuasaan, yang membedakan kultur diatas rantang kekuasaan yang tinggi dan rendah. Hafstede berbicara tentang jarak antara kekuasaan dan anggota terkecil kultur. Dia menyimpulkan bahwa jarak konsep kekuasaan adalah seperti bentuk berikut : “Jarak kekuasaan sebagai karakteristik suatu kultur, menjelaskan lebih luas kepada orang yang lebih sedikit berkuasa dalam masyarakat diterima tidak sesuai dalam kekuasaan dan diukur sebagai suatu yang normal.”
Dimensi premis tergantung pada factor eksternal bagaimana masyarakat memilih kekuasaan tersebut dalam pergaulan, institusi, dan organisasi yang akan terjalin dengan imbang. Meskipun semua kultur tendensius untuk kedua kekuatan hubungan yang tinggi dan rendah. Satu orientasi terlihat mendominasi. Foster menawarkan penjelasan yang jelas dan kuat tentang dimensi ini.
Apa yang disembunyikan Hofstede tentang kultur, adalah yang memiliki kekuasaan yang dengannya dapat mempengaruhi lainnya dengan berbagai cara, walaupun dalam kultur yang lain, kekuasaan memegang peranan penting dan mempengaruhi walaupun hubungan mereka dekat kekuasaan.
Jarak Kekuasan yang tinggi
High Power Distance
Gudykunst mempertahankan kesimpulan yang jelas tentang kultur High Power Distance ketika beliau menulis, “Individual dari kultur High Power Distance menerima suatu kekuasaan sebagai bagian dari masyarakat. Seperti penguasa menyatakan subordinasinya dengan berbeda dan ucapan berbeda.” Pada masyarakat yang mempunyai jarak dengan Kekuasaan tertinggi seperti; India, Afrika, Brazil, Singapore, Yunani, Venezuela, Mexico, dan Filipina percaya bahwa kekuasaan dan otoritas adalah realitas hidup. Keduanya sangat perhatian atau juga tidak, kultur ini mengajarkan anggotanya bahwa manusia tidak sama dan tiap orang punya tempat yang sesuai, yang telah diatur oleh yang diatas.
Dalam organisasi dimana kultur jarak kekuasaan-tinggi, anda akan menemukan terpusatnya kekuatan, tempat penting kebesaran dengan status dan rangking tertentu, adanya porsi terbesar untuk pembimbing orang-orang, sistem nilai yang tidak fleksibel yang diputuskan nilai tiap pekerjaan, dan juga jalan pintas tanpa subordinasi dalam proses pengambilan keputusan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar