11 CIRI PENELITIAN KUALITATIF
Bogdan & Biklen (1982:27-30) mengajukan lima buah ciri kualitatif
Lincoln & Guba (1985:30-44) mengulas sepuluh buah cirri kualitatif
Dibawah ini merupakan hasil pengkajian dan sintesis kedua-nya.
1.Teori Dasar (Grouded Theory)
Arah bimbingan teori kualitatif adalah penyusunan substantive berasal dari data, karena :
a. tidak ada teori apriori yg dapat mencakup kenyataan-kenyataan yang banyak terjadi
b. peneliti mempercayai yang dilihat sehingga berusaha senetral mungkin
c. teori dasar lebih dapat responsive terhadap nilai kontekstual.
Analisa induktif, bahwa upaya pencarian data bukan untuk membuktikan hipotesa yg telah dirumuskan sebelum penelitian. Analisa ini lebih merupakan pembentukan abstraksi berdasarkan bagian-bagian yg telah dikumpulkan, kemudian di kelompok-kan; jadi penyusunan teori disini berasal dari bawah ke atas (grouded theory. Yaitu dari sejumlah data yang banyak dikumpulkan dan saling berhubungan.
Jika peneliti merencanakan untuk menyusun teori, arah penyusunan teori tersebut akan menjadi jelas sesudah data dikumpulkan. Jadi peneliti menyusun dan membuat gambaran yang makin menjadi jelas sementara data di kumpulkan dan bagian-bagiannya di uji.
“lebih focus pada penyusunan kesimpulan data /abstrak ?”
2.Deskriptif
Data yang terkumpul adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Hal itu merupakan penerapan dari metode kualitatif. Semua data yang ada dapat menjadi kunci terhadap apa yg diteliti.
Laporan penelitian berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut, dapat berupa dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, videotape, dokumen pribadi, catatan atau memo, dan dokumen resmi lainnya. Peneliti kemudian menganalisa data yang sangat kaya tersebut dan sejauh mungkin dalam bentuk aslinya. Hal ini hendaknya dilakukan seperti orang merajut sehingga tiap bagian di telaah satu demi satu.
Pertanyaan dengan kata Tanya mengapa, alasan apa dan bagaimana terjadinya akan senantiasa dimanfaatkan peneliti. Dan tidak memandang sesuatu itu sudah demikian adanya.
3.Lebih mementingkan Proses dari Pada Hasil
Hal ini disebabkan oleh hubungan bagian-bagian yang sedang diteliti akan jauh lebih jelas apabila diamati dalam proses. Bordan dan Biklen (1982:29) memberikan contoh ; seorang peneliti yang menelaahsikap guru terhadap jenis siswa tertentu. Peneliti mengamatinya dalam hubungan kegiatan sehari-hari, kemudian menjelaskan tentang sikap yang diteliti. Dengan kata lain, peranan proses dalam penelitian kualitatif besar sekali.
4.Hasil Penelitian dirundingkan dan disepakati bersama
Penelitian kualitatif menghendaki pengertian dan interpretasi dirundingkan dan disepakati oleh manusia yang dijadikan sumber data. Hal ini disebabkan beberapa hal ;
a. susunan kenyataan dari merekalah yang akan diangkat oleh peneliti.
b. Hasil penelitian bergantung pada hakikat dan kualitas hubungan antara pencari dengan yang dicari.
c. Konfirmasi hipotesa kerja akan menjadi lebih baik verifikasinya apabila diketahui dan dikonfirmasikan oleh orang-orang yang ada kaitannya dengan yang diteliti.
5.Adanya Batas yang ditentukan oleh fokus
Adanya batas karena beberapa hal ;
a. batas menentukan kenyataan jamak kemudian mempertajam focus
b. penetapan focus dapat lebih dekat dihubungkan oleh interaksi antara peneliti dan focus.
ref.
Metode Penelitian Kualitatif
Edisi revisi, Prof. Dr. Lexi J. Moleong, M.A.
Rosdakarya, 2006
Tidak ada komentar:
Posting Komentar