Pentingnya Pidato
Sasaran pokok pidato yang efektif meliputi :
Bersikaplah wajar, langsung dan tulus. Seorang penyaji yang berpidato dengan tenang, tersusun, wajar, dan langsung, serta menyampaikan kepercayaan yang tulus dalam keutuhan proposal mungkin akan dipandang efektif dan dapat dipercaya.
Perkecil gangguan. Walaupun ada khalayak memberikan komentar dalam pidato, jawaban penyaji tidak mengalihkan atau mengurangi gagasan. Pertahankan minat dan keragaman. Penyimak berkeinginan agar penyaji tetap mempertahankan minat dan keragaman dalam pidato. Oleh karena itu penyaji harus menghindari beberapa faktor yang menyebabkan pidato tidak efekif, yaitu :
suara yang monoton,
kekakuan,
kurang kontak mata dengan khalayak,
kegelisahan,
kurang antusias, dan
suara yang lemah.
Juga penyaji harus memperhatikan faktor yang disukai khalayak, yaitu :
kontak mata langsung,
kesiapan,
antusias,
suara yang menyenangkan, dan
aktivitas fisik.
Jenis-jenis Pidato
Jenis-jenis pidato berdasarkan format presentasi penyajiannya adalah :
membaca naskah yang dipersiapkan. Pidato ini tidak akan menghilangkan atau melupakan sebagian pesannya.
Membaca naskah harus suara lantang supaya menghasilkan pidato yang efektif, tetapi harus diucapkan seolah-olah berbicara normal. Tetapi pidato ini susah melakukan kontak mata karana terpaku pada naskah dan pergantian halaman dapat mengganggu perhatian khalayak.
Menyampaikan presentasi yang dihapal terlebih dahulu. Pidato ini dapat memelihara kontak mata dengan khalayak, tetapi kalau tidak pandai menghapal akan terdengar janggal, kaku dan dibuat-buat. Naskah yang dihapal berifat “statis” tidak dapat menanggapi umpan balik. menyampaikan presentasi mendadak. Pidato mendadak disampaikan spontan tanpa persiapan tidak menghabiskan waktu untuk persiapannya, besar peluang untuk membangun kontak mata dan interaksi langsung dengan khalayak.
Hal-hal yang harus diperhatikan pada pidato mendadak, adalah :
Mengantisipasi situasi. Biasanya seorang tokoh jika menghadiri suatu seremonial walau tidak ada pemberitahuan harus siap kalau diminta sambutan.
Menanggapi dengan yakin. Jika dipersilahkan berbicara harus punya sedikit pilihan untuk mengatakan sesuatu.
Sajikan tesis lebih awal. Misalnya dengan mengawali mengatakan : “Saya benar-benar mendukung gagasan inii untuk tiga alasan”.
Menyajikan data-data pendukung. Tesis harus didukung data faktual dan aktual.
Jangan “menjemukan” undangan untuk berbicara. Penyaji harus menganali gagasan utama, memilih pola oraganisasi dengan cepat, mengembangkan posisi menyampaikan pesan. Menyampaikan permohonan maaf sebelum mulai pidato akan menciptakan kesan negatif.
membuat presentasi yang disampaikan tanpa teks. Pidato tanpa teks gayanya bersifat informal dan bersifat percakapan. Penyaji biasanya membaca storyboard atau sketsa tertulis, dapat juga menggunakan flip chart (kartu-kartu kata-kata kunci).
Perangkat Pidato Visual
Pada pidato dengan gaya tanpa teks ada dua katagori unsur-unsur penyampaian pesan, yaitu; komunikasi visual dan komunikasi vokal. Dengan disertai dukungan multimedia beberapa unsur visual lain dapat meningkatkan penyampaian presentasi dengan efektif, yaitu :
Sikap tubuh (postures). Mengacu pada pembawaan penyaji yang kadang menggambarkan kredibilitas seorang pembicara. Sikap tubuh yang utama tertumpu pada posisi kepala, kaki, dan pundak. Sikap tubuh yang ceroboh akan ditafsirkan dengan gagasan-gagasan yang buruk.
Gerakan. Gerakan dapat dilibatkan dalam pidato/presentasi selama tidak menyimpang dari pesan. Penyaji pun tidak ingin tampak kakinya terpaku di lantai. Gerakan dapat juga ikut menyampaikan pesan, misal gerakan maju ketika Penyaji setuju suatu gagasan atau gerakan mundur jika penyaji menolak suatu gagasan. Gerakan juga harus memperhatikan pengaturan jarak.
Mengenai pengaturan jarak dalam hubungan komunikasi telah lama menjadi bahan kajian seorang antropolog dari Amerika Serikat yang bernama Edward T. Hall yang dikutip oleh Jalaludin Rakhmat dalam buku ‘Psikologi Komunikasi’ menyatakan bahwa ada pengaturan empat macam hubungan dalam kebudayaan masyarakat Amerika Serikat, seperti pada tabel berikut :
N0
BUNTUK
HUBUNGAN JARAK HUBUNGAN
CONTOH HUBUNGAN
FASE JARAK
1 2 3 4 5
1. Akrab Dekat 0 – 6” Pencinta yang berpelukan, berbisik lembut (itu pun jika ada yang diucapan)
Jauh 6” – 18” Ibu-anak yang melihat buku bersama; sahabat dekat yang membicarakan rahasia; bisikan yang terdengar
2. Personal Dekat 18” – 30” Suami istri yang merencanakan pesta; orang tua-anak ketika mengobrol; suara lembut ketika di rumah, suara penuh di luar rumah
Jauh 30” – 4’ Pembicaraan tentang hal-hal yang melibatkan kepentingan personal; obrolan sambil minum kopi
3. Sosial Dekat 4’ – 7’ Diskusi bisnis yang impersonal; obrolan dengan teman sekerja; percakapan dalam satu perjumpaan sambil lalu
Jauh 7’ – 12’ Diskusi bisnis yang lebih formal; jarak yang kita atur kalau kita ingin sendirian (misal ingin membaca dalam keramaian); ketika berbicara pada jarak ini suara lebih keras dari suara untuk fase dekat
4. Publik Dekat 12’ – 25’ Suara keras dengan volume tidak penuh; orang berbicara pada kelompok kecil
Jauh 25’ atau lebih Pidato; jarak minimum antara publik dengan tokoh (misal politisi atau artis)
Gerak isyarat. Gerak isyarat berguna sebagai alat bagi penyaji untuk menekankan, menggambarkan, dan menyebutkan satu persatu. Gerak isyarat yang aneh yang memang tidak salah tetapi dapat mengganggu khalayak, seperti : posisi “istirahat di tempat” dalam barisan; menempatkan tangan di depan tubuh sambil “menggenggam”; “tolak pinggang” satu/dua tangan. Supaya tangan tidak mengerjakan gerakan yang tidak baik maka biarkan tangan menggantung secara alami di sisi tubuh agar memudahkan untuk :
(a) menunjuk, (b) membagi, (c) menggambarkan, (d) menyetujui, (e) menolak, dan (f) menekankan pesan. Selanjutnya petunjuk gerak isyarat dalam pidato sebaiknya :
Santai/rileks, akan menciptakan suasana hati dan iklim yang menyenangkan dan suasana profesional.
Menggunakan gerak isyarat yang tepat, sesuai dengan tujuan pesan tidak aneh dan kaku.
Mengubah-ubah gerak isyarat. Gerakan beragam dan tidak klise, tetapi harus hati-hati karena manusia itu mahluk penganut kebiasaan dan memudahkan menggunakan gerakan yang tidak baik.
Membuat gerak isyarat yang pasti, misal akan menggerakkan siku padahal lupa tangan masih dalam saku hingga seperti “bebek yang terbuka”
Mengatur waktu gerak isyarat, mengatur gerakan agar bersesuaian dengan pesan verbal.
Mengatur gerak isyarat, mengatur gerakan disesuaikan dengan jumlah khalayak.
Membuat gerak isyarat yang alami, Gerak isyarat harus alami, tidak dibuat-buat. “Genggaman tangan” dan gerakan dramatis merupakan gerakan yang tidak cocok dalam pidato presentasi.
Kontak mata, menjalankan empat fungsi : (a) membangun dan mempertahankan kredibilitas, yaitu jika kontak mata antara 50% - 90% selama pidato benar-benar akan meningkatkan perasaan jujur penyaji dan meningkatkan persepsi penyimak akan kredibilitas penyaji. (b) memantau umpan balik khalayak, (c) meneruskan minat khalayak, (d) mangatur saluran komunikasi.
Ekspresi wajah (facial expression). Ekspresi wajah sangat berperan penting dalam menyampaikan emosi dan sikap penyaji. Penyaji harus dengan cermat mengkomunikasikan jenis tanggapan emosiaonal yang paling tepat. Wajah dalam memperlihatkan enam emosi utama : kebahagiaan, keterkejutan, kesedihan, ketakutan, kejijikan, dan kemarahan.
Penampilan pribadi,. Sebagian besar penyimak memiliki pengharapan mengenai penampilan penyaji yang seharusnya, maka analisis khalayak dapat memberikan informasi tentang bagaimana seharusnya penyaji berpakaian sesuai dengan iklim, adat-istiadat, dan sifat klien.
Suara. Kredibilitas penyaji dipengaruhi oleh sikap penyimak terhadap suara. Suara dapat mempengaruhi : (1) kemampuan memahami, (2) kemampuan memelihara minat khalayak. Suara meliputi :
Kecepatan, menurut hasil penelitian tingkat kecepatan berbicara yang berpidato antara 125 – 150 kata per menit, sedang para penyimak dapat memproses informasi dengan kecepatan berpikir sedikitnya 400 – 800 kata per menit.
Jeda. Pada presentasi adanya jeda sebelum suatu kata diucapkan dapat meningkatkan ketegangan sedang memberikan jeda setelah penyampaian gagasan memberikan waktu pengambil keputusan untuk menikmati materi dan memikirkannya. Pada pidato, jeda dapat dirasakan penyaji sebagai jarak waktu dibanding bagi khalayak. Melakukan jeda antara kata-kata, gagasan, atau kalimat akan menambah penekanan pada pesan. Tetapi penjedaan dengan suara – eu, u, eh, hm, ah – kalau terlalu banyak diucapkan akan memberikan kesan kurang baik.
Pola titinada, yaitu seberapa tinggi atau seberapa rendah bunyi suara menurut skala musik. Panduan nada vokal pria biasanya bergetar lebih perlahan sehingga pola titinada vokal yang lebih rendah. Penggunaan titinada memberikan warna pada arti kata dan menggambarkan emosi penyaji. Meninggikan titinada menandakan sedang mengajukan pertanyaan, merendahkan titinada menunjukkan mengakhiri kalimat.
Volume, ditentukan oleh jumlah dan kekuatan udara yang melalui kotak suara atau panggkal tenggerokan tergantung pada diafragma (otot perut bagian atas yang memaksa udara dari paru-paru keluar melalui pangkal tenggerokan). Volume yang dikeraskan digabung dengan kecepatan pidota perlahan memudahkan penyimak memahami pesan.
Kualitas vokal, Setiap suara unik seperti sidik jari tidak ada dua suara yang persis sama, karena kualitas suara berbeda. Kualitas suara menggambarkan dengan jelas kesan umum yang dibuat suara pada para penyimak. Penyaji mendengar suaranya sendiri melalui konduksi tulang, sementara penyimak mendengar suara penyaji tersebut semata-mata melaui gelombang bunyi di udara. Maka penyaji yang merasa kualitas vokal sudah cukup baik belum tentu dapat diterima oleh penyimaknya. Untuk meningkatkan kualitas vokal kiatnya : (1) menjaga pendukung nafas yang memadai, (2) mencoba bersikap tenang saat berbicara.
Lafal. Salah pengucapan lafal kata dapat menurunkan kredibilitas pembicara.
Artikulasi, yaitu perihal pengeluaran bunyi kata dengan terang dan jelas. Hal yang mengurangi kejelasan artikulasi : berbicara sambil mengunyah permen atau membiarkan sesuatu di mulut. Sedang hal yang dapat menghilangkan minat khalayak adalah berbicara sambil berkomat-kamit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar