KOMUNIKASI INTERPERSONAL
DALAM TEORI SOSIOLOGIS
A. Teori Kedudukan/Status
Kedudukan atau status dianggap sebagai suatu sistem menggolong-golongkan orang berdasarkan mutu, baik berdasarkan penilaian umum maupun nyatanya.
Dalam hirarki tugas Komunikasi Interpersonal antar status atas (antar top managar) mungkin banyak mengandung informasi yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan. Yang lebih banyak komunikasi dari atasan pada bawahan yang bersifat perintah pelaksanaan tugas. Anggota status rendah menahan diri tidak menyatakan agresi terhadap individu status tinggi, juga keterangan yang bersifat mencela pada tingkat jabatan yang lebih tinggi itu terbatas.
Pada suatu instansi (organisasi bisnis atau pun organisasi publik) mereka yang memiliki jabatan tinggi (tatapi mudah dikenakan penurunan pangkat) juga membatasi komunikasi untuk hal-hal seperti kekacauan dalam pekerjaan, karena inilah cara mempertahankan atau memperbaiki status. Aplagi kalau status tersebut merupakan suatu substitusi psikologis dari gerak ke atas pihak status rendah.
Para manajer pada kondisi kurang hubungan yang terbuka (komunikasi tertutup) enggan membantah atasan mereka dengan memberikan fakta-fakta yang menyenangkan, bahkan kecenderungan untuk tunduk, enggan mengadakan percobaan, mengambil resiko, bahkan enggan mengambil keputusan efektif sekalipun.
Akibat perbedaan status bentuk-bentuk perilaku menentukan hubungan atasan dan bawahan, atasan dapat saja memanggil bawahannya dengan nama panggilannya, tetapi dalam membalasnya bawahan menunjukkan rasa hormat dengan menyapa secara resmi.
Di luar urusan kantor, istri atasan boleh memanggil istri bawahan dengan nama kecilnya, tapi istri bawahan tidak menjawab sebaliknya.
Dalton dalam buku Men Who Manage telah meneliti pada beberapa perusahaan yang staf ahlinya lebih muda, mendapatkan data bahwa pejabat senior tidak menyukai apa yang mereka anggap sebagai perintah/saran dari pejabat yang lebih muda.
Status (bersama kekuasaan) menjadi ciri dari struktur sebuah masyarakat. Terlepas dari apakah konsep masyarakat merupakan sekumpulan struktur yang membentuk perilaku; atau tidak lebih dari kumpulan tindakan dan pikiran yang timbul diantara para individu; terdapat penekanan yang sama pada komunikasi . Struktur masyarakat dan Komunikasi Interpersonal, bersama sistem-sistem lain dalam komunikasi, semuanya berkaitan dengan refleksi. Apa yang orang katakan pada sesamanya akan membantu membentuk struktur di dalam masyarakat, dan pada gilirannya struktur masyarakat ini akan mempengaruhi komunikasi.
Status sangat berkaitan dengan peran, bahkan bagaikan dua sisi dari suatu mata uang, tidak dapat dipisahkan. Contoh : Memasuki suatu situasi klinik adalah mirip suatu pertunjukan. Pengguna pelayanan, dokter dan perawat adalah aktor di dalamnya. Ketika berinteraksi komunikasi diatur melalui medium peran sosial dan komunikasi dipengaruhi oleh tuntutan sosial terhadap peran tersebut.
Petunjuk untuk perilaku sosial diatur oleh peraturan-peraturan yang spesifik yang berlaku untuk keadaan individu. Peraturan-peraturan ini membuat prediksi tentang bagaimana seseorang, missal perawat, untuk bertindak ketika berada di ruang kuliah, di ruang perawatan, atau ruang rapat.
Masalah akan timbul jika seseorang memasuki situasi baru dan tidak mengetahui peraturan-peraturannya. Tetapi pola umum perilaku dan pengalaman sebelumnya akan memberi petunjuk tentang tindakan apa yang akan dianggap normal dan dapat diterima.
Menghadapi situasi baru yang rumit akan menimbulkan kecemasan. Mendapatkan paraturan-peraturan komunikasi yang benar dalam semua situasi sosial akan mengurangi kecemasan tersebut. Itulah sebabnya mengapa beberapa orang berusaha untuk tidak berkomunikasi terlalu banyak sampai mereka sudah menemukan peraturan-peraturannya organisasi dan peraturan interpersonalnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar